REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Hukum Pidana Universitas Islam Indonesia (UII) Muzakir menuturkan, kepolisian harus menggali lebih dalam terkait kemungkinan adanya keterlibatan pihak luar yang sengaja mengatur agar orang gila gaya baru (OGGB) menyerang tokoh-tokoh agama. Sebab, bisa saja orang tersebut diberi obat sehingga menjadi gila lalu dikendalikan untuk menyerang tokoh agama.
"Penyidik jangan berstatement dulu, periksa dulu ada enggak hubungannya dengan kemungkinan orang-orang atau aktor-aktor lain yang mendesain mereka supaya melakukan teror terhadap ulama," kata dia kepada Republika.co.id, Kamis (22/2).
Muzakir mengatakan, baru kali ini di dalam dunia hukum itu ada orang gila yang sasarannya merupakan orang tertentu yaitu tokoh-tokoh agama. "Baru sekarang inilah di dalam dunia hukum ada orang gila yang sasarannya tertentu, (yaitu) tokoh-tokoh agama tertentu."
"Ini agak aneh, dari sisi sejarah juga enggak ada, jadi baru kali ini orang gila yang menyasar tokoh-tokoh agama Islam. Jadi ini yang menjadi tanda tanya besar, orang bisa curiga, semua orang bisa curiga," ucap dia.
Menurut Muzakir, kalaupun orang gila itu ingin menganiaya, tentu tidak akan menyerang subjek-subjek tertentu. Berbeda hal jika orang gila tersebut dicela sehingga membuatnya marah lalu menyerang pencela itu.
"Jadi tidak menyeleksi orang, nah ini orang gila menyeleksi orang, yang dipilih hanya para ulama. Ini tanda tanya besar, bahkan orang sedang berzikir waktu Subuh terus digebukin," papar dia.