REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kiai sepuh dan karismatik, KH Maimun Zubair atau Mbah Moen memberikan tausiyah dalam acara Dzikir Kebangsaan dan Rakernas I Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis (22/2). Usai memberikan tausiyah, Mbah Moen pun disalami oleh kiai-kiai dari berbagai belahan Nusantara yang menjadi peserta Rakornas tersebut.
Republika.co.id juga turut bersalaman untuk sekaligus meminta wawancara, dan Mbah Moen mempersilakan. Menurut Mbah Moen, kegiatan ini juga banyak dihadiri kiai-kiai muda, yang diharapkan ke depannya bisa mempersatukan kalangan nasionalis-religius di Indonesia.
"Jadi intinya kalau sudah dua itu (nasionalis-religius) bersatu, Indonesia ini adalah bersatu. Sebab umat Islam lebih 55 persen. Kalau sudah umat Islam bersatu, pasti Indonesia makmur," ujar Mbah Moen saat ditanya Republika.co.id sesaat sebelum meninggalkan acara.
Ia pun menjelaskan, suatu komitmen kebangsaan. Menurut Mbah Moen, bangsa Indonesia sudah seharusnya mempersatukan aneka warna yang ada sehingga menjadi kesatuan yang disebut Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berideologi Pancasila.
"Jadi tubuh manusia gak ada yang sama, berbeda. Tapi, ada untung ada satu, yaitu negara NKRI Pancasila," ucap kiai yang kini berusia 89 tahun ini.
Kiai sepuh dan kharismatik, KH Maimun Zubair atau Mbah Moen usai memberikan tausyiah dalam acara Dzikir Kebangsaan dan Rakernas I Majelis Dzikir Hubbul Wathon di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis (22/2).
Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang ini juga berharap ke depannya Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) yang dibentuk pada 2017 lalu ini terus menggelorakan zikir sehingga bisa mempersatukan umat Islam. "Ya zikir itu artinya ingat kepada Allah, sekarang ini tidak ada kecuali melaksanakan zikir kepada Allah. Mendirikan negara Islam sudah tidak mungkin, jadi jangan sampai apa yang ada diajarkan Islam itu," katanya.
Mbah Moen menambahkan, kegiatan zikir harus tetap dijaga. Namun, di samping itu juga harus memperhatikan masalah-masalah keumatan yang terjadi saat ini. "Zikir ini yang harus dijaga benar-benar. Indonesia harus menjaga zikir. Sekarang aja di Indonesia banyak yang sembahyang 80 persen. Sekarang gak ada orang makan singkong," jelasnya.
"Kalau sudah nanti benar-benar meningkat, insya Allah itu persatuan religius-nasionalis, nasionalis-religius," imbuhnya.