REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Sebanyak 118.203 wisatawan mengunjungi Museum Timah Indonesia di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, selama lima tahun terakhir. Museum ini memaparkan sejarah penambangan bijih timah di daerah itu.
"Dalam lima tahun terakhir jumlah wisatawan lokal, nasional dan internasional mencapai 118.203 orang," kata pemandu pengunjung Museum Timah Indonesia Marlita di Pangkalpinang, Kamis (22/2).
Ia menjelaskan terhitung 2013 hingga 2017 jumlah wisatawan yang berkunjung ke Museum Timah Indonesia meningkat. Jumlah wisatawan 2013 sebanyak 16.342 orang, 2014 18.818 orang 2015 sebanyak 22.453 orang, 2016 sebanyak 28.798 orang 2017 sebanyak 31.792 orang.
"Biasanya di setiap libur nasional para wisatawan nasional dan internasional seperti China, Jepang, Singapura, Belanda dan lainnya selalu ramai mengunjungi museum untuk melihat sejarah penambangan dan pengolahan bijih timah pada masa penjajahan di Pulau Bangka dan Belitung," katanya.
Sementara itu, pengunjung pada hari biasa didominasi para pelajar mulai dari PAUD hingga SLTA, sehingga museum ini tidak pernah sepi dari pengunjung.
"Pengunjung museum Januari hingga Kamis (22/2/2018) sudah mencapai 801 orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga akhir tahun ini," katanya.
Menurut dia minat wisatawan berkunjung ke Museum Timah Indonesia cukup tinggi, karena mereka tidak hanya mengetahui sejarah penambangan bijih timah, tetapi juga bisa berwisata ke tempat-tempat bersejarah lainnya menggunakan mobil pownis merupakan angkutan umum masyarakat Bangka Belitung pada 1970.
"Wisatawan dan pelajar sangat senang berkeliling menggunakan bus pownis ke tempat-tempat bersejarah seperti masjid Jamik, Rumah Residen, Taman Sari, Menara Air, Pemakaman Belanda dan tempat bersejarah lainnya di Kota Pangkalpinang," katanya.