REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu (21/2) mengatakan, mempersenjatai guru dapat mencegah pembantaian seperti penembakan di sekolah menengah Florida pada minggu lalu. Trump menyuarakan dukungan untuk gagasan dukungan kelompok hak kepemilikan senjata, Perhimpunan Senjata Nasional.
Trump membuat pernyataan tersebut dalam pertemuan emosional satu jam di Gedung Putih dengan siswa selamat dari penembakan di Florida dan orang tua korban tewas dalam kejadian itu. Ratusan siswa mengikuti unjuk rasa tersebar di seluruh negeri pada Rabu, termasuk di Washington, Chicago dan Pittsburgh.
Presiden dari Partai Republiken itu, yang memperjuangkan hak kepemilikan senjata dan mendapat dukungan NRA selama kampanye pemilihan presiden pada 2016, mengatakan akan bergerak cepat untuk memperkuat pemeriksaan latar belakang pembelian senjata dan akan mempertimbangkan menaikkan usia untuk membeli beberapa jenis senjata.
Dia berbicara panjang lebar tentang bagaimana guru dan penjaga keamanan bersenjata dapat menakut-nakuti calon penembak sekolah dan mencegah kematian siswa. "Jika guru Anda mahir menggunakan senjata api, itu dapat mengakhiri serangan dengan sangat cepat," kata Trump.
Serangan di Sekolah Menengah Atas Marjory Stoneman Douglas di Parkland, Florida, di mana 17 siswa dan guru dibunuh pada 14 Februari oleh seorang pria bersenjata dengan senapan serbu semi-otomatis AR-15 dalam penembakan paling mematikan kedua di sebuah sekolah umum AS, telah menghidupkan kembali perdebatan di AS yang berlangsung lama mengenai hak kepemilikan senjata.
Konstitusi AS melindungi hak orang Amerika untuk membawa senjata, sebuah hak yang benar-benar dipertahankan oleh orang-orang dari Partai Republik. Namun, Trump berada di bawah tekanan untuk melakukan tindakan. Beberapa peserta pada pertemuan tersebut tampak memberikan dukungan terhadap gagasan Trump untuk mempersenjatai guru, sementara yang lain menentang gagasan tersebut.