Kamis 22 Feb 2018 18:35 WIB

Pemerintahan Koalisi Australia Kisruh

Tony Abbott menyerang Menteri Perbendaharaan Negara Scott Morrison di medsos.

Mantan PM Tony Abbott dan Wakil PM Barnaby Joyce menimbulkan kontroversi bagi Pemerintahan Koalisi di saat PM Malcolm Turnbull berada di luar negeri.
Foto: ABC
Mantan PM Tony Abbott dan Wakil PM Barnaby Joyce menimbulkan kontroversi bagi Pemerintahan Koalisi di saat PM Malcolm Turnbull berada di luar negeri.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Pertengkaran dan saling menghina terjadi di antara anggota parlemen dari Pemerintahan Koalisi di Australia. Mantan Perdana Menteri Tony Abbott yang kini jadi anggota DPR menyerang Menteri Perbendaharaan Negara (Treasurer) Scott Morrison dan menyebut "seharusnya dia mampu berpikir sendiri".

Poin Utama

- Tony Abbott menyerang Menteri Perbendaharaan Negara (Treasurer) Scott Morrison di medsos.

- Usulan kebijakan imigrasi Tony Abbott ditepis oleh Treasurer dan Menteri Perdagangan Steve Ciobo.

- Sementara partai koalisi, Partai Nasional, masih bertengkar soal kepemimpinan partai.

Abbott dalam postingan di akun medsos Facebook dan Twitter hari ini menyindir Morrison mengenai jumlah imigran yang seharusnya diterima Australia setiap tahun. Sebelumnya Morrison menolak usulan Abbott untuk mengurangi jumlah tersebut, dengan mengatakan bahwa hal itu akan merugikan perekonomian miliaran dolar.

Kemarin, Abbott menuduh Morrison terjebak oleh Departemen Perbendaharaan Negara (Treasury), yang menurutnya selalu mendukung lebih banyak imigran. Mantan PM itu lebih jauh mengomentari hal itu akun Facebook-nya.

"Jika Treasury benar, mengapa tidak memecahkan defisit anggaran dengan meningkatkan jumlah imigran?"

"Kita jangan membiarkan aturan akuntansi Treasury menghentikan Pemerintah bertindak demi kepentingan nasional jangka menengah dan Scott seharusnya mampu untuk berpikir sendiri," tambahnya.

Menteri Perdagangan Steve Ciobo juga membantah keras keputusan Abbott untuk memotong jumlah imigran. Ciobo mengatakan kepada Radio National ABC dia tidak bisa menyetujui komentar Abbott itu.

"Saya rasa sangat memalukan jika kita melihat imigrasi, dan khususnya imigran, menjadi sasaran kesalahan pada permasalahan seperti harga rumah dan pertumbuhan upah yang melambat," katanya.

"Saya pikir itu hanya malas, sangat tidak akurat," tambahnya.

Perdebatan ini terjadi saat PM Malcolm Turnbull berada di Amerika Serikat untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Donald Trump. Di sisi lain masalah kepemimpinan Partai Nasional juga terus berlanjut.

Pemimpin partai itu, Barnaby Joyce sedang cuti, namun memberikan wawancara dari apartemen yang dia tinggali tanpa sewa bersama pasangan barunya. Hari ini, salah satu kolega dari partainya, Andrew Broad, menyerang Joyce.

Broad mengutip penginjil Billy Graham yang mengatakan "ketika karakter hilang, semuanya hilang". Dia merujuk pada situasi yang dialami pemimpin Partai Nasional.

Broad belum menanggapi permintaan wawancara lebih lanjut. Kalangan politikus Partai Liberal tidak mendukung kepemimpinan Joyce, alih-alih menyatakan hal itu terserah pada Partai Nasional untuk memutuskannya.

Di Australia Partai Liberal dan Partai Nasional berkoalisi membentuk Pemerintahan Koalisi. Sekitar delapan dari 21 pengurus Partai Nasional diketahui menginginkan Joyce mundur dari kepemimpinan, sementara delapan lainnya mendukungnya bertahan. Sisanya dikabarkan ragu-ragu dan masih mengecek pandangan konstituen mereka atas hal ini.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.

 

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/pemerintahan-koalisi-australia-alami-kisruh/9475108
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement