REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) menggelar kegiatan Rakernas di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis (22/2). Ketua Umum MDHW, KH Musthofa Aqil Siradj mengatakan, sejak didirikan pada Agustus 2017 lalu, tidak sedikit orang yang ingin memanfaatkan majelis ini untuk kepentingan politik praktis.
Namun, dia menegaskan, majelis ini bukan bergerak dalam politik praktis, tapi majelis ini akan merangkal semua golongan umat Islam agar tetap berkomitmen terahadap kebangsaan. "Saya ingin mempunyai justifikasi bahwa majelis ini tidak politik praktis," ujarnya saat ditemui Republika.co.id dalam acara Rakernas tersebut.
Untuk diketahui, kegiatan ini sebelumnya dibuka oleh Presiden Joko Widodo pada Rabu (21/2) kemarin. Kegiatan yang mengangkat tema "Memperkokoh komitmen Islam kebangsaan menuju orde nasional" ini akan ditutup pada Kamis (22/2) malam ini.
Kendati bukan bergerak dalam politik praktis, menurut Kiai Musthofa, menjelang Pilkada serentak 2018 ini, pihaknya akan tetap melakukan silaturahim dengan ulama dan kiai-kiai yang ada di daerah sehingga keamanan Pilkada tetap terjaga.
"Dan di daerah itu kami justru dari warga NU sendiri, ketika berbagai macam pilihan, kita bisa menyatukannya," kata adik kandung Ketum PBNU, KH Said Aqil Siradj ini.
Dalam kegiatan rakernas hari kedua ini, MDHW menghadirkan sejumlah tokoh umara dan ulama, seperti Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Laksdya TNI Didit Herdiawan, dan juga Kiai sepuh dan kharismatik, KH Maimun Zubair atau Mbah Moen.