Kamis 22 Feb 2018 20:41 WIB

MUI: Jangan Sepelekan Tanda di Rumah Ibadah dan Pemuka Agama

Banyak ustaz yang mengeluh dan banyak yang tidak berani shalat subuh di masjid

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Esthi Maharani
Tanda merah diduga darah sudah terlihat samar di Masjid Pondok Pesantren At Taqwa Babelan Bekasi, ditandai orang tak dikenal, Selasa (20/2)
Foto: Republika/Fergi Nadira
Tanda merah diduga darah sudah terlihat samar di Masjid Pondok Pesantren At Taqwa Babelan Bekasi, ditandai orang tak dikenal, Selasa (20/2)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Fahmi Salim mengatakan, adanya simbol dan tanda-tanda misterius yang banyak ditemukan di beberapa rumah ibadah dan pemuka agama akhir-akhir ini, tidak boleh disepelekan.  Menurut Fahmi, munculnya tanda dan simbol tersebut merupakan ancaman psikologis.

 

"Kepolisian harus mengusut tuntas bersama masyarakat sipil. Masalah ini harus diusut tuntas," kata Fahmi kepada Republika, Jakarta, Kamis (22/2).

Menurutnya, jika hal tersebut disepelekan dapat menimbulkan kekhawatiran dan memancing kemarahan publik. Apalagi, baru-baru ini juga sering terjadi penyerangan dan penganiayaan terhadap beberapa pemukan agama.

"Kita jangan main-main dengan simbol, itu memancing psikologi umat. Secara psikologis itu berbahaya," kata Fahmi.

Ia mengatakan, tak sedikit masyarakat bahkan tokoh agama menjadi tidak nyaman dengan situasi sekarang ini. "Banyak ustaz yang mengeluh sekarang. Akhir-akhir ini banyak yang tidak berani shalat subuh di masjid. Jadi ini kan sudah keterlaluan karena menimbulkan rasa tidak aman, ada rasa kekhawatiran," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement