REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Surat kabar yang dikelola pemerintah Cina, Global Times, pada Jumat (23/2), menerbitkan sebuah editorial yang menyoroti dan mengkritik kasus penembakan massal baru-baru ini di Florida, Amerika Serikat (AS). Menurut Global Times, AS harus belajar dari Cina tentang mekanisme kontrol kepemilikan senjata api.
Dalam editorialnya, Global Times mengkritik kebiasaan AS yang kerap mengurusi situasi hak asasi manusia (HAM) di negara lain lain. "Washington telah menunjuk dan menuduh negara lain atas HAM, tapi lebih banyak orang Amerika tewas akibat tembakan senjata api di negaranya sendiri daripada tentaranya yang tewas di medan perang," tulis Global Times.
Global Times kemudian menyatakan AS harus belajar dari Cina tentang kontrol senjata api guna melindungi HAM warganya. "Kepemilikan senjata api di Cina diatur secara ketat, yang membantu mengurangi kejahatan dan kematian akibat senjata. AS harus belajar dari Cina dan benar-benar melindungi HAM," katanya.
"AS tidak memiliki pilihan selain melakukan kontrol senjata. Hak hidup adalah HAM paling mendasar. Hak memiliki senjata tidak dapat mengalahkan hak individu untuk hidup," kata Global Times.
Global Times merupakan surat kabar yang dikelola organ propaganda Partai Komunis Cina. Editorial Global Times kerap mencerminkan pandangan pemerintah terhadap suatu isu atau masalah.
Pada 14 Februari lalu, seorang remaja bernama Nikolas Cruz (19 tahun), menembak siswa-siswa di Majority Stoneman Douglas High School di Parkland, Florida. Kejadian ini menyebabkan 17 orang tewas. Insiden penembakan secara brutal kerap terulang di AS. Kejadian di Florida baru-baru ini memunculkan seruan agar pemerintah AS mengambil tindakan riil untuk mengontrol kepemilikan senjata api.