REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Media Survei Nasional (Median) pada Kamis (22/2) lalu merilis hasil survei elektabilitas sejumlah calon presiden yang dilakukan selama periode 1 sampai 9 Februari 2018. Meski mengalami penurunan, elektabilitas Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih yang tertinggi dengan 35,0 persen pemilih.
Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun, menyebut pemilih Jokowi didominasi pemilih dari kalangan menengah-bawah. ''Jokowi dipilih dengan alasan merakyat sebanyak 22,1 persen,'' kata Rico saat merilis hasil survei terkait elektabilitas sejumlah tokoh nasional jelang Pilpres 2019 di Cikini, Jakarta.
Sebanyak 9,5 persen pemilih memilih Jokowi karen menilai mantan Gubernur DKI Jakarta itu sebagai sosok yang sederhana. Sebanyak 9,1 persen pemilih menilai Jokowi terbukti kinerjanya.
Ada juga 8,1 persen pemilih menilai Jokowi peduli dan membantu rakyat kecil. Sementara, kata Rico, sebanyak 5,3 persen memilih Jokowi dengan alasan Jokowi dinilainya jujur.
Hasil survei Median menunjukkan elektabilitas Jokowi terus mengalami penurunan. Salah satu faktor dominan dari penurunan ini karena kesejahteraan ekonomi yang belum dirasakan masyarakat.
Pada April 2017 lalu, elektabilitas Jokowi berada di angka 36,9 persen. Angkanya turun menjadi 36,2 persen pada Oktober 2017.
Angkanya turun lagi menjadi 35,0 persen pada Februari 2018 ini. Elektabilitas mantan wali kota Surakarta ini pun tidak pernah beranjak lebih dari 50 persen.
PDI Perjuangan (PDIP) lewat rakernas di Bali, Jumat (23/2), resmi mengusung kembali Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden (capres) 2019 - 2024. Anggota Fraksi PDIP, Eva Kusuma Sundari, mengatakan Jokowi dipilih kembali sebagai capres karena dinilai sebagai salah satu kategori kader yang berprestasi. Sementara Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, menyebut pengusungan kembali Jokowi sebagai capres merupakan jawaban Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dalam merespons harapan publik.