REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah titik panas atau hotspot terus mengalami penurunan pada pekan ketiga ini dibanding pekan pertama Februari.
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Raffles B. Panjaitan mengatakan, penurunan terjadi karena kerja keras Manggala Agni dan para pihak yang tergabung dalam satgas pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di daerah.
"Beberapa titik api yang muncul di Riau, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, mulai menunjukkan penurunan," ujarnya melalui siaran tertulis resmi, Jumat (23/2).
Satelit NOAA-19 mencatat lima titik yang tersebar di Provinsi Riau (tiga titik), Kepulauan Riau (satu titik) dan Sumatera Barat (satu titik). Sementara Satelit TERRA-AQUA (NASA) mencatat adanya tiga titik yang tersebar di Provinsi Kepulauan Riau, Kalimantan Tengah dan Sulawesi Selatan.
Menurutnya, penurunan titik panas tidak terlepas dari dukungan Pemerintah daerah dalam menetapkan status siaga darurat, untuk penanganan lebih cepat, tepat dan terpadu, seiring dengan peningkatan hotspot sebelumnya. "Pasca 2015, penanganan karhutla sudah bergeser pada penanganan pasca krisis dan lebih mengedepankan upaya-upaya pencegahan," kata dia.
Selain itu, arah kebijakan, strategi dan rencana aksi pencegahan karhutla juga perlu dilakukan oleh berbagai pihak secara terintegrasi sesuai dengan Grand Desain Pencegahan Karhutla 2017-2018.
Sementara itu, KLHK juga terus memperkuat kapasitas pengendalian karhutla, sumber daya manusia dan sarana prasarana di unit-unit pengelolaan kawasan hutan atau lahan, maupun yang berbasis masyarakat di tingkat tapak.
Ia pun berharap Manggala Agni tetap siaga di wilayah-wilayah rawan karhutla. Menurunnya hotspot di tiga provinsi pada fase rawan awal tahun ini,. "Semoga dapat dilalui dan tidak membuat para pihak lengah dalam menghadapi bulan-bulan ke depan di tahun 2018," katanya.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook