Sabtu 24 Feb 2018 01:15 WIB

Pengusungan Jokowi Dinilai Perkuat Elektabilitas PDIP

Toto menilai PDIP tidak ada pilihan lain selain mengusung Jokowi

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Bilal Ramadhan
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, dan Presiden Joko Widodo berfoto usai mendeklarasikan kembali Joko Widodo sebagai capres 2019 - 2024 di Hotel Grand Inna Bali Beach, Sanur, Bali, Jumat (23/2).
Foto: dok. PDI Perjuangan
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, dan Presiden Joko Widodo berfoto usai mendeklarasikan kembali Joko Widodo sebagai capres 2019 - 2024 di Hotel Grand Inna Bali Beach, Sanur, Bali, Jumat (23/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) secara resmi mencalonkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi calon presiden dalam pemilihan presiden (Pilpres) tahun 2019. Dukungan ini menambah suara partai politik bagi Jokowi untuk melanjutkan kiprahnya sebagai orang nomor satu di Indonesia.

Pengamat Politik Toto Sugiarto mengatakan, dukungan PDIP terhadap Jokowi memang sudah wajar. Sebab selama ini Jokowi merupakan sosok yang memang berada di bawah naungan partai tersebut.

Maka kapan pun waktunya PDIP dalam dukungan terhadap Jokowi tidak akan mempengaruhi mereka. "Memang tidak ada pilihan lain untuk PDIP dalam mencalonkan orang karena sejauh ini elektabilitas Jokowi lah yang paling tinggi dalam berbagai survei," ujar Toto, Jumat (23/2).

Menurut Toto, dukungan atas Jokowi pun sebenarnya menjadi sisi positif bagi partai pendukung. Dalam tahun politik ini, dukungan partai terhadap Jokowi bisa menaikan elektabiktas partai tersebut karena masyarakat pendukung Jokowi secara tidak langsung percaya terhadap partai itu.

Terkait dengan pencarian calon wakil presiden yang akan menemani Jokowi, Toto menilai bahwa mantan Gubernur DKI tersebut akan dibiarkan mencari calon. Artinya partai pendukung pun tidak akan mau mengekang Jokowi dengan memberikan nama-nama calon pendamping. Jokowi akan dibebaskan memilih sosok yang tepat untuk maju dalam pencalonan.

Selain calon dari partai pengusung, Jokowi bisa saja mencari cawapres dari luar lingkaran partai tersebut. Nama-nama seperti Sri Mulyani, Gatot Nurmantyo, atau TGB Zainul Majdi bisa saja menjadi alternatif Jokowi memilih pasangannya.

Namun yang pasti Jokowi pun bakal memastikan bahwa calon yang dia ambil memililo elektabilitas yang bagus. Jangan sampai poim elektabiltas yang selama ini dimiliki justru anjlok karena pasangan tersebut.

"Semua masih terbuka lebar dan yang paling penting elektabilitas dia harus berjalan naik," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْ نَزَّلَ عَلٰى رَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۗوَمَنْ يَّكْفُرْ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا ۢ بَعِيْدًا
Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh.

(QS. An-Nisa' ayat 136)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement