Sabtu 24 Feb 2018 05:17 WIB

Banjir Rendam Jalur Kereta dan Jalan Tol

Banjir akibat luapan Sungai Cisanggarung merendam ruas jalan tol Pejagan-Kanci.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Elba Damhuri
Ratusan penumpang KA 2 (Argo Anggrek tujuan Surabayaturi) diangkut menggunakan bus dari Stasiun Cirebon, Jumat (13/2) siang. Hal itu dilakukan setelah jalur kereta tak bisa dilalui akibat banjir luapan sungai Cisanggarung.
Foto: dok. Humas Daop 3 Cirebon
Ratusan penumpang KA 2 (Argo Anggrek tujuan Surabayaturi) diangkut menggunakan bus dari Stasiun Cirebon, Jumat (13/2) siang. Hal itu dilakukan setelah jalur kereta tak bisa dilalui akibat banjir luapan sungai Cisanggarung.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Bencana terus menimpa sejumlah daerah di Indonesia. Banjir akibat hujan deras sejak Kamis (22/2) menerjang sejumlah wilayah di Jawa Barat. Puluhan ribu rumah terendam dan sarana publik seperti jalur kereta dan jalan tol juga ikut terimbas.

Dari Cirebon dilaporkan, rel kereta jalur hulu (arah dari Jakarta menuju wilayah-wilayah di Jawa Barat hingga Jawa Timur) sempat lumpuh akibat banjir luapan Sungai Cisanggarung. Namun, pada Jumat (23/2) sekitar pukul 16.50 WIB, jalur tersebut mulai bisa dilalui.

Semboyan 3 (tidak aman/tidak bisa dilewati) di KM 253+3 – 254+4 antara Stasiun Ciledug–Ketanggungan dicabut dan diganti dengan semboyan 2C.

"(Semboyan 2C) artinya bisa dilewati dengan pembatas kecepatan 5 km/jam dan dikawal petugas jalan rel dan jembatan," ujar Manajer Hubungan Masyarakat PT KAI Daerah Operasi (Daop) 3 Cirebon Krisbiyantoro.

photo
Warga melintasi genangan banjir untuk berevakuasi di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (23/2).

Ia mengatakan, KA yang pertama melewati lokasi adalah KA 174 Gayabaru Selatan. PT KAI Daop 3 Cirebon pun berupaya untuk mempercepat proses pemulihan dan perbaikan jalur kereta di antara Stasiun Ciledug–Ketanggungan itu dengan menambah material batu balas.

Selain merendam jalur kereta, banjir luapan Sungai Cisanggarung juga merendam ruas jalan tol Pejagan-Kanci. Kendati demikian, tidak semua titik tergenang, melainkan hanya satu titik di KM 238. Tercatat panjang ruas jalan yang tergenang sepanjang 50 meter sampai 70 meter.

Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, banjir merendam sekitar delapan kecamatan. Diperkirakan sekitar 20 ribu rumah terendam banjir.

Menurut Kasie Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cirebon Eman Sulaeman banjir terjadi akibat tingginya intensitas hujan dan meluapnya sungai Cisanggarung dan sungai Cijangkelok. "Hampir 90 persen wilayah timur Kabupaten Cirebon terendam banjir," kata Eman.

 

Warga pun telah mengungsi ke tempat-tempat yang lebih aman. Petugas BPBD bersama polisi, TNI, dan SAR pun melakukan proses evakuasi kepada warga yang terjebak banjir. Penyaluran bantuan kepada korban banjir pun telah dilakukan.

Salah seorang warga di Desa Ciledug Wetan, Kecamatan Ciledug, Surya, mengaku kaget karena air masuk dengan cepat ke dalam rumahnya pada Jumat (23/2) sekitar pukul 00.00 WIB. Dia pun langsung membangunkan keluarganya untuk mengungsi. "Jadi ya tidak sempat menyelamatkan barang-barang, yang penting keluarga selamat," kata Surya.

Sementara di Kabupaten Kuningan, selain banjir, gerakan tanah dan tanah longsor beberapa hari terakhir membuat ribuan warga terpaksa mengungsi. Meski demikian, tidak ada korban jiwa akibat bencana-bencana tersebut. "Ada 2.505 jiwa dari 427 kepala keluarga (KK) yang terpaksa mengungsi akibat bencana banjir, gerakan tanah dan longsor," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin, Jumat (23/2).

Kemudian di Kabupaten Bandung, BPBD setempat mengungkapkan hujan deras yang terjadi Kamis malam (22/2) menyebabkan banjir terjadi di empat kecamatan yaitu, Baleendah, Bojongsoang, Dayeuhkolot, dan Majalaya. Selain itu, longsor terjadi di Kecamatan Kutawaringin dan Kecamatan Ibun.

Kabid Kedaruratan dan Kebencanaan BPBD Kabupaten Bandung Heru Kiatno mengungkapkan banjir masih terjadi di beberapa kecamatan. "Kondisi masih seperti malam, cuma ada penurunan banjir yang masih tergenang di beberapa wilayah di Majalaya, Solokan Jeruk, Rancaekek itu mulai penurunan. Dayeuhkolot, Bojongsoang dan Baleendah masih tinggi dan diperkirakan belum akan surut," katanya, Jumat (23/2).

Heru menuturkan, saat ini para pengungsi berada di GOR Inkanas, Desa Dayeuhkolot dan beberapa masjid. Sementara untuk di Majalaya pihaknya masih menuju kesana dengan membawa perahu dan belum mengetahui titik pengungsian berada. "Jumlah warga terdampak belum pasti. Masih assessment tapi diperkirakan mencapai ribuan," katanya.

BPBD Kabupaten Tasikmalaya terus memantau situasi pascahujan deras yang mengguyur pada Kamis, (22/2) malam. Wilayah yang semalam tergenang banjir pun mulai mengalami surut.

Kepala Pusat Pengendalian Operasi ( Pusdalops) BPBD Kabupaten Tasik, Kurnia Trisna menyebut lokasi banjir terjadi di Kampung Bojongsoban Desa Tanjungsari. Mulanya banjir sempat mencapai ketinggian lutut orang dewasa. Beruntung ketinggian air terus menyusut.

Kepala Stasiun Geofisika Bandung BMKG Tony Agus Wijaya, menjelaskan guyuran hujan di wilayah Bandung Raya, akan berlangsung hingga Ahad (25/2) mendatang. Berdasarkan pantauan citra satelit di Kota Bandung, kata dia, penyebab hujan adalah terdapatnya pembentukan awan Cumulonimbus di sekitar wilayah Bandung Bagian utara dan sekitarnya pada pukul 15:20 WIB kemarin, yang kemudian mulai meluas di seluruh Bandung Raya hingga malam hari.

Tak hanya itu, kata dia, adanya daerah belokan angin (shearline) di Jawa Barat khususnya di sebelah selatan Jawa Barat pun berpotensi pada pembentukan awan-awan hujan di wilayah Bandung Raya. Secara global hujan itu pun terjadi karena terdapat anomali suhu permukaan laut di perairan Jawa Barat  yang cenderung hangat sehingga berpeluang terjadi pembentukan awan konvektif potensial hujan

Banyak bencana

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih terus mengumpulkan data mengenai bencana banjir dan air sungai meluap yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk jalur utara dan selatan, Cirebon di Jawa Barat termasuk Tol Cipali.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengaku telah membaca pemberitahuan aplikasi pesan instan WhatsApp dari sejumlah BPBD pada Kamis dan Jumat ini banyak terjadi bencana. Tidak terkecuali di Brebes yang memakan korban tewas sebanyak tujuh orang.

Ia menilai kondisi sejumlah daerah di Jawa sudah mulai ringkih dan semakin rentan terhadap banjir dan longsor.

"Hujan sedikit menyebabkan banjir. Apa yang terjadi saat ini adalah resultan yang sudah berlangsung sudah puluhan tahun. Seperti degradasi lingkungan, deforestasi, kekurangan kawasan resapan air, dan bertambahnya jumlah penduduk menempati yang rawan bencana," ujarnya di Graha BNPB, Jakarta Pusat, Jumat (23/2).

(muhammad fauzi ridwan/rizky suryarandika/arie lukihardianti/rr laeny sulistyawati, Pengolah: muhammad iqbal).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement