REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU -- Dua buah bom mobil kembali meledak di Ibu Kota Somalia, Mogadishu. Letusan bom bunuh diri yang diikuti baku tembak itu menewaskan 18 warga sipil dan melukai 20 orang lainnya.
Seperti diwartakan Aljazirah, Sabtu (24/2) ledakan terjadi pada Jumat (23/2). Berdasakan keterangan kepolisian, kedua ledakan tersebut terjadi di dua lokasi berbeda. Salah satu di antaranya meletus tidak jauh dari kediaman Presiden Somalia.
"Sejauh yang kami tahu, satu ledakan di samping istana presiden dan satu ledakan lainnya terjadi dekat dengan sebuah hotel berbintang," kata Mayor Mohamed Ahmed.
Bom terjadi tidak lama setelah pemerintah Somalia mengumumkan peringatan kepada para pelaku teror. Kelompok ekstremis al-Shabab mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Al-Shabab merupakan kelompok teror yang sebelumnya juga melakukan serangan serupa di Mogadishu beberapa bulan lalu. Pada Oktober 2017, militan tersebut bertanggung jawab atas tewasnya 512 orang akibat ledakan bom dengan modus serupa di Ibu Kota.
Bom yang diselipkan ke dalam dua buah truk itu menjadi salah satu serangan paling mematikan dalams sejarah Somalia. Pemerintah setempat mengumumkan tiga hari berkabung usai peristiwa itu.
Sementara itu, kelompok tersebut kembali bertanggung jawab atas ledakan yang menewaskan 18 petugas polisi pada 18 Desember 2017. Sebuah akademi kepolisian di Mogadishu menjadi target bom bunuh diri.