Ahad 25 Feb 2018 05:05 WIB

Hary Tanoe Ungguli Popularitas Megawati-SBY

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menempati urutan 10 dengan elektabilitas 1,2 persen.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Didi Purwadi
Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo melambaikan tangan saat mendaftarkan partainya ke KPU Pusat, Jakarta, Senin (9/10).
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo melambaikan tangan saat mendaftarkan partainya ke KPU Pusat, Jakarta, Senin (9/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Hary Tanoesoedibjo, masuk 10 besar hasil survei elektabilitas calon presiden (capres) 2019 yang digelar lembaga Media Survei Nasional (Median). Dari hasil survei yang dihelat selama periode 1-9 Februari tersebut, Hary Tanoe mengalahkan elektabilitas Megawati Sukarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun, Kamis (22/2) memaparkan hasil survei elektabilitas capres 2019. Dari hasil pemaparan, Hary Tanoe menempati urutan ketujuh dengan elektabilitas 1,7 persen. Angkanya naik jika dibandingkan elektabilitasnya pada Oktober 2017 yang sebesar 1,5 persen.

Hary Tanoe mengalahkan elektabilitas Megawati yang berada di urutan berikutnya dengan 1,6 persen. Sementara, Anis Mata dan SBY berada di urutan sembilan dan sepuluh dengan elektabilitas masing-masing 1,5 dan 1,2 persen.

Elektabilitas Joko Widodo masih yang tertinggi, meski angkanya terus mengalami penurunan. ''Secara konsisten suara Jokowi mengalami penurunan,'' kata Rico.

Pada April 2017, Jokowi memiliki elektabilitas sebesar 36,9 persen. Angkanya turun menjadi 36,2 persen pada Oktober 2017.

Elektabilitas Jokowi kembali turun berdasarkan hasil survei Median pada periode Februari. Meski masih menempati urutan pertama, elektabilitas Jokowi kini berada di angka 35,0 persen.

Populasi survei yang dilakukan Median Survei Nasional yakni seluruh warga yang memiliki hak pilih. Target sampelnya 1.000 responden dengan margin of error sebesar kurang lebih 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Sampel dipilih secara random dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi PROV dan gender. Hasil survei menunjukkan dinamika politik yang terjadi selama masa pengambilan data. Quality control dilakukan terhadap 20 persen sampel yang ada.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement