Ahad 25 Feb 2018 12:25 WIB

Cina Tuntut AS Batalkan Sanksi Baru Korut

Pihak Cina dengan tegas menentang AS yang memberlakukan sanksi sepihak dan yurisdiksi

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Winda Destiana Putri
Bendera Cina
Bendera Cina

REPUBLIKA.CO.ID, CINA -- Cina menuntut agar AS membatalkan keputusannya untuk menjatuhkan sanksi baru kepada Korea Utara. Dengan mengatakan bahwa tindakan sepihak dapat merusak kerja sama antara Beijing dan Washington.

Kementerian luar negeri Cina mengatakan telah mengajukan pernyataan tegas kepada AS mengenai tindakan tersebut, yang melarang warga AS untuk berurusan dengan lebih dari 50 kapal dan perusahaan. Dan satu orang, yang berada di negara-negara termasuk Korea Utara, Cina, Taiwan dan Hong Kong, dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu.

"Pihak Cina dengan tegas menentang AS yang memberlakukan sanksi sepihak dan yurisdiksi lengan panjang terhadap entitas atau individu Cina sesuai dengan hukum nasionalnya," kata Geng Shuang, juru bicara kementerian luar negeri seperti dilansir di Aljazeera, Ahad (25/2).

Geng Shuang menjelaskan, pemerintah Cina telah secara komprehensif dan ketat menerapkan resolusi Dewan Keamanan di Korut dan memenuhi kewajiban internasionalnya, dan tidak pernah mengizinkan warga atau perusahaan Cina untuk terlibat dalam kegiatan yang melanggar resolusi Dewan Keamanan.

Presiden AS Donald Trump mengumumkan sanksi terberat yang pernah ada terhadap Korea Utara pada hari Jumat, karena Washington berusaha mencegah Korut untuk lebih mengembangkan program nuklirnya.

Langkah tersebut, yang bertujuan untuk mengganggu perusahaan pelayaran dan kapal Korut, akan meningkatkan tekanan pada pemimpin Korut Kim Jong-un, sebuah pernyataan departemen keuangan AS, mengatakan pada hari Jumat (23/2).

"Hal ini akan sangat menghambat kapasitas rezim Kim untuk melakukan kegiatan kelautan yang mengelak yang memfasilitasi transportasi batubara dan bahan bakar ilegal, dan mengikis kemampuannya untuk mengirimkan barang melalui perairan internasional," kata Steven Mnuchin, sekretaris keuangan.

"Presiden telah menjelaskan kepada perusahaan-perusahaan di seluruh dunia bahwa jika mereka memilih untuk membantu mendanai ambisi nuklir Korut, mereka tidak akan melakukan bisnis dengan Amerika Serikat." tambahnya.

Sanksi baru tersebut menargetkan hampir semua pengiriman yang saat ini digunakan oleh Korut, kata Mnuchin.

Trump memperingatkan AS akan harus pergi ke tahap kedua jika sanksi tersebut tidak memiliki efek yang diinginkan Washington, menambahkan bahwa 'mungkin merupakan hal yang sangat kasar, sangat disayangkan bagi dunia.'

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement