REPUBLIKA.CO.ID, DAPCHI - Sebanyak 104 siswi hilang setelah sejumlah militan Boko Haram menyerang Government Girls Science Technical College di Dapchi, Negara Bagian Yobe, Nigeria, pada Senin (19/2) pekan lalu. Namun pemerintah Nigeria belum merilis daftar resmi nama-nama mereka yang hilang.
Kantor Gubernur Yobe sempat mengumumkan hanya 50 anak perempuan yang hilang, tetapi jumlahnya telah dipastikan 104 anak. Kepala asosiasi orang tua siswa di sekolah tersebut, Bashir Manzo, mengatakan putrinya yang bernama Fatima termasuk di antara 104 siswi yang hilang.
"Menurut catatan kami, ada 104 anak perempuan yang hilang termasuk anak perempuan saya yang berusia 16 tahun, Fatima, itulah jumlah yang kami dapatkan dari ayah mereka," kata Manzo kepada CNN, Sabtu (24/2).
Orang tua siswa lainnya, Kachalla Bukar, mengatakan putrinya yang berusia 14 tahun juga hilang. "Anak perempuan saya Aisha Kachalla hilang dan kami tidak mendapatkan informasi dari sekolah karena tentara ada di sana. Tidak ada petugas keamanan datang ke Dapchi di hari orang-orang itu datang, sekarang lebih dari seratus tentara telah mengambil alih desa," kata Bukar.
Presiden Nigeria Muhammadu Buhari telah berjanji kepada keluarga para siswi yang hilang, mereka akan ditemukan dan penyerang akan dibawa ke pengadilan. Buhari menyebut situasi ini sebagai bencana nasional dan mengatakan tentara serta pesawat pengintai telah ditugaskan untuk melakukan pencarian di seluruh wilayah karena jumlah siswi yang hilang tidak diketahui.
"Kami menyesal hal ini telah terjadi, kami turut merasakan rasa sakit Anda, saya yakin angkatan bersenjata kami yang gagah berani akan menemukan dan mengembalikan semua gadis yang hilang dengan selamat," kata Buhari dalam sebuah pernyataan di akun Twitter pribadinya.
Kantor Gubernur Yobe juga sempat mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengumumkan bahwa gadis-gadis tersebut telah ditemukan. Namun kemudian kantor tersebut meminta maaf atas pernyataan yang salah dan berdasarkan informasi yang tidak akurat.
"Pemerintah Negara Bagian Yobe belum memiliki informasi yang kredibel mengenai apakah ada anak sekolah yang telah dibebaskan oleh para teroris," kata Abdullahi Bego, ajudan Gubernur Yobe, Ibrahim Gaidam, dalam sebuah pernyataan.
Saksi mata mengatakan kepada CNN, penduduk kota yang ketakutan segera melarikan diri saat mereka melihat truk dan motor mendatangi mereka. Orang-orang bersenjata kemudian menembaki mereka secara acak.
Militan Boko Haram menculik hampir 300 anak perempuan dari sebuah sekolah di Chibok pada April 2014, yang memicu kemarahan global. Banyak gadis Chibok dibebaskan setelah ada negosiasi, namun lebih dari 100 siswi masih berada dalam penahanan dan keberadaan mereka tidak diketahui.