Senin 26 Feb 2018 02:02 WIB

Polisi Tangkap Penjual Landak di Sumbar

Landak termasuk hewan yang dilindungi.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Landak. (Ilustrasi)
Foto: Huffingtonpost
Landak. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepolisian Resor (Polres) Agam dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Agam, Sumatra Barat mengamankan seorang terduga pelaku perdagangan satwa yang dilindungi pada Sabtu (24/2).

ES (34 tahun) yang beralamat di Kampung Dagang Jorong Malabur, Nagari Bawan, Kecamatan Ampek Nagari diamankan aparat karena diduga dengan sengaja menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup berupa landak (Hystrix brachyura).

Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA Sumatra Barat, Ade Putra, mengungkapkan bahwa penangkapan terhadap ES bermula dari laporan masyarakat tentang adanya seorang warga di Nagari Bawan yang berperan sebagai pengumpul satwa dilindungi. Berdasarkan penelusuran, landak yang diperdagangkan oleh ES disalurkan untuk pembeli di luar daerah.

ES juga disinyalir merupakan anggota jaringan perdagangan landak yang tertangkap terlebih dulu pada Januari 2018 di Aceh. "Saat ini terduga pelaku dan satu landak diamankan di Mapolres Agam untuk penyelidikan selanjutnya," ujar Ade, Ahad (25/2).

Setelah dilakukan penyelidikan oleh Tim Gabungan Sat Reskrim dan BKSDA Sumbar, di rumah ES ditemukan seekor landak di belakang rumah dengan kondisi disimpan dalam kandang yang terbuat dari beton seluas 3x4 meter. Tak hanya itu, berdasarkan penelusuran aparat kepolisian di rumah ES, juga ditemukan duri landak yang berserakan dan bercak darah di sekitar kandang.

Duri dan bercak darah tersebut diduga berasal dari landak yang sudah mati. Berdasarkan keterangan pelaku, dalam satu hari kemarin ia sudah menjual tujuh landak kepada pembeli yang berasal dari Pasaman, Sumatra Barat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement