Senin 26 Feb 2018 02:37 WIB

Terancam Tanah Longsor, Evakuasi Warga di Kuningan Terhambat

Bencana gerakan tanah dan longsor mulai terjadi sejak Kamis.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Nur Aini
Pergerakan tanah yang mengakibatkan longsor di Kabupaten Kuningan (ilustrasi).
Foto: bpbd.kuningankab.go.id
Pergerakan tanah yang mengakibatkan longsor di Kabupaten Kuningan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Bencana gerakan tanah dan longsor terus mengancam keselamatan warga di tiga dusun di Desa Jabranti, Kecamatan Karangkancana, Kabupaten Kuningan. Proses evakuasi terhadap warga yang sudah dilakukan kini terhambat hujan dan petir, Ahad (25/2).

 

Adapun ketiga dusun yang dilanda bencana gerakan tanah dan longsor itu, yakni Dusun Banjaran, Dusun Winduherang dan Dusun Jabranti. Bencana tersebut mulai terjadi pada Kamis (22/2) pukul 16.30 WIB, setelah sebelumnya diguyur hujan deras dari pukul 13.00-22.00 WIB.

 

Kepala PelaksanaBadan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin menjelaskan, untuk mengantisipasi timbulnya korban jiwa, ribuan warga di desa tersebut terpaksa diungsikan. Berdasarkan laporan pada Ahad (25/2) pukul 20.00WIB, tercatat sudah ada 467 kepala keluarga (KK) yang terdiri dari 1.333 warga yang mengungsi.

 

"Untuk sementara ini, evakuasi terhadap warga dihentikan terlebih dulu karena hujan, petir dan mati lampu di lokasi," kata Agus, saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (25/2) malam.

 

Untuk 1.333 warga yang sudah mengungsi itu, mereka tersebar di berbagai lokasi pengungsian.Yakni lokasi pengungsian Gunung Jawa sekitar 758 jiwa, lokasi pengungsian Banjar Kedaton 491 jiwa dan lokasi pengungsian yang tersebar di luar Desa Jabranti kurang lebih 60 jiwa.

 

Dari jumlah warga yang diungsikan itu, sebanyak 53 jiwa di antaranya merupakan balita. Selain itu, 41 jiwa merupakan lansia. "Proses evakuasi akan dilanjutkan besok (Senin)," kata Agus.

 

Selain oleh petugas BPBD, evakuasi terhadap warga yang terdampak bencana itu dilakukan oleh TNI, Polri, relawan, Brimob, dan unsur muspika. Dapur umum di lokasi pengungsian pun sudah didirikan.

 

Saat ini, warga yang terdampak bencana sangat membutuhkan bantuan, di antaranya berupa kebutuhan bayi dan balita (seperti susu, biskuit, makanan bayi, dan balita serta diapers), kebutuhan wanita, perlengkapan mandi dan tidur, serta kebutuhan lainnya.

 

Selain di Desa Jabranti, kondisi serupa juga terjadi di Desa Pinara, Kecamatan Ciniru,Kabupaten Kuningan. Bencana gerakan tanah dan longsor yang melanda empat dusun di desa itu juga memaksa ribuan warganya untuk mengungsi.

 

Di Desa Pinara, tercatat sudah ada 943 warga yang mengungsi. Namun, proses evakuasi warga selanjutnya juga terhambat cuaca yang tidak memungkinkan sehingga akan dilanjutkan pada Senin (26/2).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement