REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pelatih Manchester City Pep Guardiola mengenakan pita kuning setelah memgangkat trofi Piala Liga Inggris pertamanya. The Citizens memetik kemenangan 3-0 atas Arsenal pada final yang digelar di Stadion Wembley, London, Senin (26/2) dinihari WIB.
Guardiola mengatakan akan terus mengenakan pita kuning untuk mendukung politikus Katalunya yang dipenjara. Sebelumnya, Guardiola, yang kelahiran Katalunya, mendapat sanksi dari asosiasi sepak bola Inggris (FA) karena mengenakan pita kuning di Liga Inggris.
"Jika saya melanggar peraturan maka saya menerima denda. Saya adalah seorang manusia," kata dia, dilansir Sky Sports, Senin (26/2).
Bagi Guardiola, pita kuning bukan simbol politik kendati terkait dengan kemerdekaan Katalunya dari Pemerintah Spanyol. Guardiola menyatakan pita kuning merupakan simbol demokrasi. “Ini tentang demokrasi, ini untuk membantu orang-orang yang tidak bersalah sama sekali,” kata dia.
Empat pemimpin Katalunya ditahan karena tuduhan memberontak menyusul usulan referendum kemerdekaan pada Oktober silam. Pemerintah Spanyol menyatakan referendum tersebut ilegal.
"Ada empat orang di penjara. Ada orang lain yang berada di luar Katalunya, yang ketika mereka kembali, mereka akan dipenjara. Dipenjara dengan tuduhan pemberontakan dan menghasut,” kata Guardiola.
Guardiola mengatakan referendum merupakan kebebasan dalam demokrasi. Dia pun merujuk Brexit dan referendum kemerdekaan Skotlandia sebagai upaya voting untuk memutuskan masa depan.
Ia juga menekankan Katalunya hanya mencari proses damai yang serupa. “Penduduk Katalunya tidak memiliki senjata. Senjata kami hanyalah suara,” kata dia.
Menurut Guardiola, FA mengetahui dia bakal kembali memakai pita kuning. Sementara UEFA mengizinkannya memakai atribut apapun selama ditunjukkan dengan hormat dan etika.