REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seni kaligrafi memang tidak berasal dari Turki. Meski demikian, bangsa Turki mampu menguasai seni Islam ini dan mengembangkannya dengan sangat baik. Istanbul, sebagai pusat pemerintah Turki Utsmani, tampil sebagai pusat perkembangan seni kaligrafi.
Dari kota inilah, lahir karya-karya kaligrafi fenomenal. Di antaranya adalah kaligrafi karya kaligrafer jenius, Syekh Hamdullah al-Amasi (1429-1520). Sejumlah mahakarya Syekh Hamdullah kemudian dipajang di Perpustakaan Sultan Muhammad.
Syekh Hamdullah tak hanya membuat kaligrafi. Ia pun menulis sejumlah buku tentang kaligrafi. Melalui sentuhan tangan dinginnya, ia pun berhasil mengasah talenta sejumlah seniman hingga menjadi kaligrafer andal. Sebut saja misalnya, Hafidz Usman, Yahya Sofi, dan Ali Sofi.
Tak hanya di masa pemerintahan Sultan Muhammad, karya-karya kaligrafi bermutu juga bermunculan pada masa kekuasaan Sultan Bayezid II dan Pangeran Korkut. Di masa Sultan Bayezid II, Syekh Hamdullah masih berjaya dengan melahirkan karya-karya kaligrafi yang sebagian besar bergaya yakut.
Berkat dukungan Sultan Bayezid, ia kemudian mampu menciptakan gaya kaligrafi yang benar-benar baru. Ia misalnya, menggali gaya baru kaligrafi yang disebut aklamisite. Sejumlah karya ''emasnya'' terpajang dan menjadi unsur dekoratif di Istana Topkapi.
''Kehebatan Syekh Hamdullah tampak pada elemen-elemen kaligrafi dan bentuk-bentuk pengulangan yang indah,'' komentar Prof Ugur Derman seperti dilansir laman muslimheritage.
(Baca: Di Era Utsmaniya, Seni Kaligrafi Mendapat Tempat Terhormat)