REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara (Korut) mengecam Wakil Presiden AS Mike Pence yang secara verbal telah dianggap menyerang adik perempuan Kim Jong-un, yaitu Kim Yo-jong. Pence menyebut Kim Yo-jong sebagai 'pusat dari sebuah rezim yang jahat.'
Keduanya sempat bertemu tanpa bertegur sapa di acara pembukaan Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang di Korea Selatan (Korsel) pada 9 Februari lalu.
Dalam sebuah pertemuan kelompok konservatif di Negara Bagian Maryland pada Jumat (23/2), Pence mengomentari Wakil Direktur Utama Komite Sentral Partai Pekerja Korea itu dengan menyebutnya sebagai 'pilar utama dari rezim yang paling tirani di planet ini.'
Seorang juru bicara Komite Perdamaian Korea Asia Pasifik mengatakan, pada Sabtu (24/2), komentar Pence adalah perilaku tercela. "Tidak dapat dimungkiri Pence telah berani mencemarkan nama baik pemerintahan Korut dan menyebutnya sebagai 'rezim diktator', dan dengan tidak sengaja memfitnah delegasi kami termasuk Wakil Ditektur Utama Komite Sentral Partai Pekerja Korea," kata pernyataan tersebut, yang disiarkan di Televisi Pusat Korea (KCT).
Baca juga, Korut Siap Berperang dengan Amerika Serikat.
Juru bicara itu mengatakan, tentara dan rakyat Korut telah berbagi nasib dengan pemimpin mereka. Sistem sosial mereka akan mencari tahu dan menghukum tanpa belas kasihan siapa pun yang menghina martabat pemimpin tertinggi dan sistem sosial negara, tidak peduli siapa pun dan di mana pun mereka berada.
Pernyataan tersebut disampaikan sebelum upacara penutupan Olimpiade Musim Dingin diadakan di PyeongChang pada Ahad (25/2) malam. Putri Presiden AS Donald Trump, Ivanka Trump, akan menghadiri upacara tersebut, begitupun dengan delegasi tingkat tinggi dari Korut.
Delegasi Korut menyatakan tidak akan bertemu dengan pihak AS dalam upacara penutupan ini. "Kami tidak akan melakukan pembicaraan tatap muka dengan mereka bahkan setelah 100 tahun atau 200 tahun," ujar juru bicara itu, dikutip Xinhua.