Senin 26 Feb 2018 14:17 WIB

Ini Dampak Gempa 7,6 SR di Papua

Tak banyak kerusakan dan dampak gempa di Kabupaten Tanah Merah, Merauke dan Oksibil.

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Gita Amanda
Masjid terdampak gempa Papua.
Foto: BPNPB
Masjid terdampak gempa Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Posko badan nasional penanggulangan bencana (BNPB) Jakarta terus melakukan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Papua, terkait dampak gempa yang terjadi di Papua. Pusat gempa 7,6 SR berada di wilayah Papua New Gueinea (PNG), sedangkan beberapa wilayah di Papua Indonesia merasakan guncangan gempa.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melaporkan, tidak banyak kerusakan dan dampak gempa di Kabupaten Tanah Merah, Merauke dan Oksibil. Berdasarkan peta gempa tiga wilayah tersebut hanya merasakan gempa IV MMI (agak lemah) sehingga tidak merusak bangunan.

"Apalagi di tiga daerah tersebut sebagian besar rumah dari kayu dan atap seng sehingga mampu meredam gempa. Gempa dengan intensitas VII MMI (kuat) dirasakan di wilayah PNG," ujar Sutopo dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (26/2).

Sedangkan di Kabupaten Bovendigueol dilaporkan ada kerusakan bangunan. Laporan dari BPBD Papua, situasi dan kondisi Kota Bovendiguel pascagempa bumi dengan kekuatan 7,6 SR yang terjadi subuh dini hari tanggal 26 Februari 2018 pukul 02:44 WIT atau pukul 00:44 WIB, Kota Tanah Merah dipastikan aman. Hanya terjadi kepanikan warga akibat gempa.

Hingga saat ini belum ada laporan korban dan kerusakan di lapangan. Aparat dari Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial Kabupaten Bovendiguel sementara melakukan pendataan di distrik-distrik terdekat.

"Kami agak kesulitan mendapatkan informasi sesuai prosedural berjenjang sebab sampai saat ini Kabupaten Bovendiguel belum membentuk BPBD, oleh sebab itu kami berusaha hubungi teman-teman di Dinkes dan Dinsos yang ada di lapangan," ujarnya.

Terdapat kerusakan bangunan satu masjid, satu pos TNI, Gedung SD, kantor distrik, satu rumah warga rusak di wilayah distrik perbatasan Mindiptanah, Kombut, Arimop. Sementara korban jiwa belum ada laporannya.

"Kondisi medan yang jauh, aksesibilitas terbatas dan jaringan komunikasi, susah menghambat pendataan," ujarnya. Sutopo mengatakan, akan mengupdate setiap ada perkembangan lagi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement