Senin 26 Feb 2018 15:03 WIB

Menteng Muslim Center Kupas Islam dan Tahun Politik

Kejahatan yang terorganisir akan mengalahkan kebenaran yang tidak terorganisir.

 Ketua umum PB HMI periode 2013-2015 Arief Rosyid Hasan (kanan), mantan ketua umum PP KAMMI Andriyana (tengah), dan alumnus Pascasarjana Universitas Minnesota, Wendy Wijarwadi (kiri).
Ketua umum PB HMI periode 2013-2015 Arief Rosyid Hasan (kanan), mantan ketua umum PP KAMMI Andriyana (tengah), dan alumnus Pascasarjana Universitas Minnesota, Wendy Wijarwadi (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteng Muslim Center kembali menggelar pengajian  dengan tema yang lebih populer. Pengajian yang digelar tiap sebulan sekali pada Senin di minggu terakhir ini sudah memasuki pengajian kelima (29/1) dengan tema "Islam dan Tahun Politik".  

Ketua umum PB HMI periode 2013-2015 Arief Rosyid Hasan yang memoderatori pengajian membuka diskusi dengan mengungkapkan peran Muslim dalam menyambut tahun politik sangat strategis. "Tentu dengan mengedepankan islam yang substantif, yang perjuangannya pada nilai-nilai kebenaran," kata Arief Rosyid.

Selain itu, lanjut Arief, peran seorang Muslim tidak berhenti sampai pada urusan politik. Menurut Arief, setelah peroleh kedaulatan secara politik juga menyisakan pekerjaan besar yakni kedaulatan secara ekonomi. "Bagi Cak Nur, kedaulatan politik tidak mempunyai nilai yang bermakna tanpa kedaulatan bidang-bidang lain, khususnya di bidang ekonomi," ujar Arief yang juga ketua Departemen Pemuda dan Remaja Masjid Dewan Masjid Indonesia (DMI) ini.

Pengajian menghadirikan narasumber mantan ketua umum PP KAMMI Andriyana dan alumnus Pascasarjana Universitas Minnesota, Wendy Wijarwadi. Ustaz Andriyana menyerukan umat Islam perlu melakukan konsolidasi dalam tahun politik ini. "Umat Islam perlu bersatu untuk memperjuangkan aspirasi umat," katanya.

Setelah sekian banyak tekanan terhadap umat Islam beberapa waktu sekarang ini, menurut Ustaz Andriyana, perlu kiranya umat Islam bersatu untuk mempertahankan kepentingan umat Islam. "Umat Islam memiliki bargaining yang kuat dalam peta perpolitikan nasional tapi dengan syarat persatuan umat dibangun dengan kokoh, namun apabila kesatuan umat tidak terwujud dan masih berserakan kemungkinan bargaining politik umat Islam akan melemah," katanya.

Ustaz Andriyana menegaskan, sudah saatnya umat Islam menyatukan semua potensi kekuatan yang berserak dan tidak terorganisir. "Sebab Ali bin Abi Thalib berkata, "Kejahatan yang terorganisir akan mengalahkan kebenaran yang tidak terorganisir". Sudah saatnya umat Islam mengorgnisir dirinya agar kepentingan umat bisa terlindungi," ujar Ustaz Andriyana.

Wendy Wijarwadi mengatakan, tahun politik selayaknya dijadikan momentum tahun pendewasaan cara berpolitik. "Berbeda pilihan dan aspirasi politik itu alamiah, dan tidak perlu jadi jurang  pemisah antarindividu," ujar Wendy.

Sebagai negara yang paternalistik, lanjut Wendy, para elit politik punya peran besar untuk menciptakan politik yang beradab. "Mereka harus tampil sebagai peneduh, bukan justru menjadi kompor demi kepentingan politik kontestasi sesaat," ungkapnya.

Wendy menegaskan, agama selayaknya menjadi sumber inspirasi politik yang meneduhkan. "Ayat suci harus dijadikan sebagai inspirasi dan panduan cara berpolitik yang bermoral. Bukan malah digunakan semata sebagai alat atau instrumen kampanye," ujarnya.

Menurut Wendy, fenomena semacam ini pernah disebut oleh Stephen L Cater sebagai 'religious trivialization', gaya berpolitik yang pernah marak terjadi di Amerika pada tahun 80 dan 90an. "Ciri-cirinya sederhana, politisi memilih sikap politik, lalu mencari dalil ayat suci sebagai instrumen untuk mendukung sikap politik mereka," katanya.

Pengajian yang bertempat di kawasan Menteng, Jakarta Pusat ini digelar sebulan sekali yang digagas alumnus program pertukaran pemimpin muda International Visitor Leadership Program (IVLP) ke Amerika dengan tema "Civil Society in Muslim Communities" selama 3 minggu pada Mei 2016.

Mereka adalah delapan pemuda-pemudi Muslim Indonesia, yakni Afri Darmawan (KAMMI Medan), Marzuki (pemimpin Pondok Pesantren Al Barokah, Klaten), Muhammad Milkhan (koordinator Kiai Muda Jateng), Anggia Ermarini (ketua umum PP Fatayat NU), Muhammad Fakhruddin (ketua bidang Hubungan Luar Negeri PP Pemuda Muhammadiyah 2015-2018), Yusuf Daud Risin (Sufi Centre Surabaya), Muhammad Arief Rosyid (mantan ketua umum PB HMI), dan Andriyana (mantan ketua umum PP KAMMI).

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement