REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Puluhan orang yang tergabung dalam Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) wilayah DIY menggelar aksi untuk penggalangan dana bagi korban kekejaman konflik di wilayah Ghouta Timur, Suriah, di Titik Nol Kilometer Yogyakarta, Ahad (25/2).
Pada saat aksi, mereka membawa poster, spanduk, dan kardus yang bertuliskan #Lets Help Syria. Stop Suriah Memerah Darah. "Saatnya ulurkan bantuan terbaik bagi saudara kita di Suriah sambil istiqomahkan doa agar Ilahi Robbi menjaga kehidupan mereka yang seolah diambang musnah," kata koordinator aksi dan Ketua MRI Wilayah DIY, Andri Perdana.
Ia mengatakan penggalangan dana ini juga untuk menunjukkan bahwa masih ada masyarakat Yogyakarta yang peduli kemanusiaan di dunia. Sebagai tindak lanjut, paparnya, Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan MRI juga telah memberangkatkan Tim Sympathy of Solidarity (SOS) for Syria menuju Suriah pada Jumat (23/2).
"Insya Allah bantuan langsung berupa dapur umum dan makanan siap santap akan didistribusikan bagi para pengungsi yang mencoba menyelamatkan diri dari Ghouta Timur. Bantuan pangan menjadi salah satu kebutuhan pokok yang amat dibutuhkan para pengungsi Ghouta Timur," katanya.
Menurutnya, aksi ini juga sebagai bentuk kepedulian MRI DIY dan untuk menyadarkan masyarakat bahwa ada kejadian yang luar biasa secara global yakni di Suriah, khususnya di Ghouta Timur. "Setidaknya 462 warga sipil tewas dan 99 orang di antaranya anak-anak," ujarnya.
Informasi tersebut diperoleh dari Tim SOS ACT Suriah XIV yang kini sudah berada di Turki, yang berbatasan langsung dengan suriah. Sejumlah mitra terhubung mengabarkan informasi terkini dari Ghouta Tmur. Informasi valid mereka kumpulkan.
"Ribuan pasien terbaring tak berdaya, terluka akibat ledakan roket juga bom yang dijatuhkan tepat di atas permukiman. Warga sipil dipapah lari ke rumah sakit, tetapi rumah sakit ternyata menjadi target serangan juga," kata Andri.