REPUBLIKA.CO.ID, LAMONGAN -- Banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur merendam enam kecamatan. Empat kecamatan diantaranya tercatat siaga merah, yaitu Kecamatan Babat, Laren, Karanggeneng, dan Turung luar.
Kasi Tanggap Darurat BPBD Kabupaten Lamongan M Muslimin, di Lamongan, Senin (26/2), mengatakan, dari total enam kecamatan itu tercatat ribuan rumah yang terendam banjir akibat curah hujan tinggi dalam beberapa hari terakhir. Sehingga, menaikkan debit air Sungai Bengawan Solo.
"Terutama rumah warga yang lokasinya ada di bantaran Sungai Bengawan Solo, seperti Desa Truni di Kecamatan Babat, ditambah sepuluh desa di Kecamatan Laren antara lain Desa Keduyung, Pesanggrahan, Siser, Pelangwot, Duri Kulon, dan Bulutigo, serta sejumlah desa di Kecamatan Maduran," katanya.
In Picture: Banjir Citarum, Warga Gunakan Perahu.
Muslimin mengatakan, banjir juga merendam ribuan hektare lahan pertanian dan tambak milik warga. Seperti, di Laren ada 5,5 hektare, Karangbinangun 15 hektare, Kalitengah 60 hektare, Meduran 52 hektare, Karanggeneng 25,2 hektare, dan Glagah 481,02 hektare.
Untuk ketinggian air di rumah penduduk, kata dia, bervariasi dan rata-rata antara 30 sampai 50 cm, sehingga warga masih bisa beraktivitas. "Aktivitas warga memang terganggu dengan adanya banjir ini, sehingga lebih banyak bertahan di dalam rumah," katanya.
Babinkamtibmas Banaran, Bripka Purnomo mengatakan jumlah rumah warga yang dilanda banjir terus bertambah karena debit air yang juga terus menerus naik. Sementara itu, laporan terkini dari BPBD Lamongan disebutkan banjir masih menggenangi sebagian rumah penduduk, karena beberapa wilayah masih menunjukkan tanda Siaga Merah, seperti di Plangwot Kecamatan Laren, Babat dan Karanggeneng.