Senin 26 Feb 2018 20:34 WIB

Bos IMF Kagumi Partisipasi Perempuan dalam Perekonomian

Presiden sempat bertanya kepada Lagarde terkait tren ekonomi digital di dunia.

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Budi Raharjo
Bahas Rencana Pertemuan IMF.  Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde (tengah) bersama Presiden Joko Widodo mengunjungi Pasar Tanah Abang, Jakarta, Senin (26/2).
Foto: Republika/ Wihdan
Bahas Rencana Pertemuan IMF. Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde (tengah) bersama Presiden Joko Widodo mengunjungi Pasar Tanah Abang, Jakarta, Senin (26/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) Christine Lagarde terkesima dengan partisipasi perempuan dalam perekonomian Indonesia. Hal itu disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Seperti diketahui, Presiden RI Joko Widodo mengajak Lagarde untuk melihat langsung aktivitas ekonomi di pasar Tanah Abang, Jakarta. "Tadi beliau sangat terkesan bahwa di Indonesia perempuan luar biasa kontribusinya dalam ekonomi," ujar Sri di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin (26/2).

Sri mengaku, Presiden sempat bertanya kepada Lagarde terkait tren ekonomi digital di dunia dan pengaruhnya terhadap UKM. Lagarde mengatakan, seperti disampaikan Sri, ekonomi digital merupakan salah satu fenomena yang sedang dan terus menjadi pembahasan di tengah para pengambil kebijakan dunia.

Sri mengaku, Lagarde memberikan apresiasi kepada pemerintah yang mengantisipasi hal tersebut dengan menyiapkan pendidikan vokasi dan peningkatan keahlian generasi muda. Lagarde juga memberi saran untuk membuat kolaborasi antara pemerintah dengan dunia usaha seperti yang telah dilakukan di Jerman dan Denmark.

"Jerman dan Denmark punya program yang cukup baik. Kolaborasi antara pemerintah dengan dunia usaha di dalam vokasi itu menjadi salah satu syarat. Jadi pengembangan itu jangan hanya dilakukan pemerintah tanpa menjalin koneksi dengan industri maupun pelaku ekonomi," ujar Sri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement