REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Syariah Bukopin (BSB) masih melakukan penjajakan untuk mencari investor strategis yang akan menjadi mitra pemegang saham selain Bank Bukopin. Saat ini, beberapa investor lokal maupun asing tengah melakukan pendekatan dengan BSB.
Direktur Bisnis BSB, Aris Wahyudi, mengatakan, belum mendapatkan nama pasti untuk investor strategis. Menurutnya, saat ini sudah ada beberapa investor baik lokal maupun asing seperti dari Malaysia, dan negara Timur Tengah seperti Bahrain dan Qatar yang menyatakan berminat.
"Kami sedang membicarakan kira-kira yang cocok dengan kondisi kami seperti apa," kata Aris kepada wartawan di kantor BSB, Jakarta, Senin (26/2).
Aris menambahkan, sampai saat ini prosesnya masih dalam tahap pembicaraan internal dan proses penjajakan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK), lanjutnya, juga terus mendorong agar saham BSB lebih kuat. "Belum ada yang fix," ujarnya.
Terkait jumlah saham yang bakal dilepas Bank Bukopin, Aris belum bisa memastikan. Saat ini, Bank Bukopin merupakan pemegang saham mayoritas dari BSB, mencapai sekitar 93 persen. Sebelumnya, Aris menyebut, Bank Bukopin masih ingin menjadi pemegang saham mayoritas.
Namun, masih ada kemungkinan jika saat berjalan nanti Bank Bukopin mau melepas lagi saham BSB. "Tergantung Bukopin mau lepas berapa. Sampai sekarang Bukopin belum menyatakan mau lepas berapa," ucap Aris.
Sementara itu, Direktur Utama BSB, Saidi Mulia Lubis, enggan berkomentar mengenai prospek investor yang berminat terhadap BSB. Namun, dia menyebut sudah ada calon investor yang melakukan pendekatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
"Yang pendekatan ada saja. Nanti kalau sudah mau janur kuning akan diumumkan," kata Saidi.
Menurut Saidi, penambahan investor strategis akan dilakukan tahun ini. Saat ini, BSB masih melakukan penjajakan terhadap calon investor. "Target iya tahun ini. Soal kecocokan kan variabelny banyak seperti harga, porsi segalam macam. Tanya pemegang saham saja," pungkasnya.
Saat ini, BSB masih tergolong Bank Umum Kategori Usaha (BUKU) I, dimana modal inti masih di bawah Rp 1 triliun. BSB berencana menjadi Bank BUKU II pada akhir tahun dengan adanya rencana setoran modal dari Bank Bukopin senilai Rp 100 miliar tahun ini.