Selasa 27 Feb 2018 09:46 WIB

Warga Pelalawan Serahkan Sepasang Beruang Madu ke BBKSDA

Beruang madu itu berusia sekitar 4 tahun.

Ilustrasi.
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID,  PEKANBARU -- Seorang warga asal Kabupaten Pelalawan menyerahkan sepasang Beruang Madu (Helarctos malayanus) kepada Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau.

"Kedua beruang madu berjenis kelamin jantan dan betina tersebut berusia sekitar 4 tahun," kata Humas BBKSDA Riau, Dian Indriani kepada Antara di Pekanbaru, Selasa (27/2) pagi.

Dia menuturkan beruang tersebut diserahkan oleh seorang warga asal Desa Sungai Buluh, Kecamatan Bunut, Pelalawan bernama Adi (28). Lokasi itu berjarak sekitar empat jam perjalanan darat dari Kota Pekanbaru.

Penjemputan beruang dilakukan oleh Polisi Kehutanan BBKSDA Riau sejak Senin petang kemarin (26/2). Tim yang sebelumnya menerima informasi dari warga pemilik beruang itu langsung bergerak dengan membawa kerangkeng besi.

Selasa dinihari tadi, kedua beruang tersebut tiba di Kantor BBKSDA Riau. Dia menuturkan, tim dokter BBKSDA Riau akan memeriksa kondisi kesehatan dua satwa dilindungi tersebut. "Dokter kita akan memeriksa kesehatan beruang terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan observasi mendalam untuk mengetahui prilakunya," urai Dian.

Lebih jauh, Dian menjelaskan sepasang beruang tersebut dipelihara sang pemilik Adi sejak tiga tahun silam. Ia menuturkan, berdasarkan pengakuan Adi, beruang itu ditemukan di perkebunan sawit.

"Saat ditemukan, keduanya dalam kondisi ditinggal induknya. Lalu dirawat oleh pemilik sebelum diserahkan ke kita," ujarnya.

Dian menguraikan bahwa beruang merupakan salah satu satwa dilindungi berdasarkan UU Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Satwa berbulu hitam tersebut juga dilindungi perdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999 tentang pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.

Beruang madu merupakan salah satu satwa dilindungi dengan populasi cukup banyak di Provinsi Riau. Populasinya tersebar di kawasan Swaka Margastwa Rimbang Baling dan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil.

Namun, keberadaan satwa berkuku tajam itu terus terancam akibat kebakaran hutan dan lahan serta aksi pembalakan liar serta perambahan kawasan hutan di Riau.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement