Selasa 27 Feb 2018 10:26 WIB

Tiga Museum Peninggalan Peradaban Islam di Indonesia

Di Indonesia, terdapat sejumlah museum yang menampilkan benda-benda peninggalan umat

Museum Bayt Alquran
Museum Bayt Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Peninggalan sejarah memiliki arti penting bagi generasi saat ini. Selain sebagai bahan pembelajaran, peninggalan tersebut juga berbicara banyak tentang kehidupan dan kejayaan di masa lampau. Termasuk, kebesaran dan kejayaan Islam.

Di Indonesia, terdapat sejumlah museum yang menampilkan benda-benda peninggalan umat Islam yang umurnya ratusan tahun. Benda tersebut tersimpan rapi dan bisa disaksikan para pengunjung. 

Dengan mengunjungi museum, kita bisa mendapatkan hikmah dan pelajaran yang berharga. Kejayaan dan cerita masa lalu bisa menjadi cermin untuk menapaki kehidupan masa kini. Dan kita, sebagai umat Islam, bisa mengambil spirit tersebut untuk mengulang kejayaan di masa kini. N 

Museum Perkembangan Islam Jawa Tengah

Museum ini berada di kompleks Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang. Persisnya berada di Menara Al Husna lantai dua dan tiga. Di dalamnya tersimpan benda-benda peninggalan masa lalu yang berhubungan dengan perjalanan Islam di Jawa.

 

Di lantai tiga, pengunjung bisa menyaksikan penjelasan tentang perjalanan pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah. Selain itu, juga terdapat koleksi senjata yang digunakan para ulama dan wali saat menyebarkan agama Islam di tanah Jawa, ratusan tahun silam. Pengunjung juga bisa menyaksikan potongan ayat-ayat Alquran.

 

Sedangkan, di lantai dua dipajang koleksi berupa wayang kulit yang biasa digunakan untuk berdakwah pada zaman para wali. Miniatur masjid-masjid yang ada di Jawa Tengah juga ditampilkan. Termasuk, Masjid Agung Demak dan Masjid Kudus.  N

 

Bayt Alquran dan Museum Istiqla

Bayt Alquran dan Museum Istiqlal (BQ & MI) merupakan dua lembaga yang berbeda, tapi memiliki konsep yang sama. Keduanya berada di kompleks Masjid Istiqlal Jakarta. Luas kedua bangunan tersebut sekitar 20.013 meter persegi dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 20 April 1997.

 

Di dalamnya tersimpan karya-karya para ulama dan intelektual Muslim nusantara sejak abad ke-17 hingga abad ke-20 Masehi. Antara lain, mushaf, manuskrip Alquran, arsitektur, seni rupa Islami yang memiliki nilai keindahan tinggi.     

 

Ruang pamer Bayt Alquran menghadirkan beragam seni mushaf dari dalam dan luar negeri, seperti mushaf Istiqlal, mushaf Wonosobo, mushaf Sundawi yang ragam khas Jawa Barat, dan mushaf Malaysia.

 

Sedangkan, ruang peraga Museum Istiqlal menyimpan dan memamerkan benda-benda budaya yang telah berabad lamanya. N 

 

Museum Negeri Sumatra Utara

 

Museum ini diresmikan pada 19 April 1982 dan dikenal juga dengan nama Gedung Arca. Bangunan ini dibangun di atas lahan seluas 10.468 meter persegi dan terdiri atas dua bangunan induk.  

 

Arsitekturnya seperti rumah tradisional Sumatra Utara. Di dalamnya tidak hanya dipamerkan benda-benda peninggalan zaman Islam, tapi juga masa prasejarah, perundagian, kerajaan Hindu Budha, dan perang kemerdekaan. 

 

Pada masa kerajaan Islam, ditampilkan koleksi seperti replika berbagai batu nisan dari makam Islam yang ditemukan di daerah Barus, Sumatra Utara. Terdapat pula nisan peninggalan Islam bercorak khas Batak, beberapa Alquran, dan naskah Islam tua dengan tulisan tangan. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement