Selasa 27 Feb 2018 11:57 WIB

IMF Ingatkan Indonesia Soal Revolusi Digital

Model pertumbuhan ekonomi ke depan akan bergantung pada berbagai inovasi teknologi.

Bahas Rencana Pertemuan IMF.  Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde (kiri) bersama Presiden Joko Widodo mengunjungi Pasar Tanah Abang, Jakarta, Senin (26/2).
Foto: Republika/ Wihdan
Bahas Rencana Pertemuan IMF. Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde (kiri) bersama Presiden Joko Widodo mengunjungi Pasar Tanah Abang, Jakarta, Senin (26/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde mengingatkan pentingnya persiapan dalam menghadapi revolusi digital. Menurut Lagarde, revolusi digital secara pelan-pelan mulai mengubah struktur ekonomi kawasan dan global.

"Kita harus mulai mengendalikan revolusi digital dalam cara yang terbaik dengan meningkatkan kualitas infrastruktur digital dan membuat sistem pendidikan yang sesuai untuk masa depan," kata Lagarde saat menyampaikan sambutan dalam acara High Level International Conference di Jakarta, Selasa (27/2).

Dalam konferensi bertema "New Growth Models in a Changing Global Landscape", Lagarde menambahkan mengelola transisi dalam kondisi perubahan saat ini sangat penting karena terkait dengan penciptaan kesempatan kerja. Padahal model pertumbuhan ekonomi di masa mendatang akan bergantung pada berbagai inovasi dalam sektor teknologi seperti kecerdasan buatan, pemanfaatan tenaga robot, penggunaan bioteknologi maupun teknologi finansial.

"Kita harus menjamin bahwa ekonomi baru ini tidak hanya mendorong produktivitas dan pertumbuhan, namun juga menjadi fondasi yang bermanfaat bagi generasi muda dan tua, kaya dan miskin, penduduk kota maupun desa," ujarnya.

Ia menambahkan contoh baik dalam pemanfaatan teknologi informasi untuk penciptaan tenaga kerja adalah perusahaan startup GoJek yang tidak hanya menyediakan layanan transportasi namun juga jasa pembayaran dan layanan lainnya. Dalam kesempatan itu, Lagarde juga menekankan pentingnya untuk mengelola ketidakpastian dengan meningkatkan kualitas kerangka kebijakan fiskal maupun moneter sebagai antisipasi ketika guncangan sewaktu-waktu terjadi.

Selain itu, Indonesia maupun negara-negara di kawasan ASEAN juga penting untuk membuat ekonomi lebih inklusif untuk mengatasi kesenjangan dengan membuat model pertumbuhan ekonomi baru. Model pertumbuhan ekonomi baru ini harus bertujuan untuk mendorong permintaan domestik, meningkatkan perdagangan antarkawasan dan memberikan peluang terjadinya diversifikasi ekonomi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement