Selasa 27 Feb 2018 14:15 WIB

Ini Alasan Pria Agnostik Akhirnya Memilih Islam

Keluarganya tetap mendukungnya meskipun ia saat ini memeluk Islam.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
 Seorang warga negara Amerika penganut Agnostik, Russel Qu usai dibimbing membaca syahadat oleh Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Senin (26/2) sore.
Foto: dok. Istimewa
Seorang warga negara Amerika penganut Agnostik, Russel Qu usai dibimbing membaca syahadat oleh Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Senin (26/2) sore.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang warga negara Amerika penganut Agnostik, Russel Qu telah resmi menjadi mualaf di Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jalan Kramat Raya Nomor 164, Jakarta Pusat, Senin (26/2) kemarin. Russel mendapatkan bimbingan dari Ketum PBNU, KH Said Aqil Siraj dan telah mengganti namanya menjadi Abdul Rasyid.

Russel mengatakan, sebenarnya ia sudah sejak lama mengenal Islam sebagai agama yang besar di muka bumi ini. Namun, dia baru tertarik untuk masuk Islam setelah melihat teman-temannya yang Muslim menunjukkan perilaku yang baik.

"Saya tertarik dengan Islam karena banyak dari teman teman muslim yang saya kenal mencontohkan prilaku yang baik, saya lalu mulai mencari tahu tentang Islam dari teman-teman muslim," ujar Russel saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (27/2).

Selain itu, pria kelahiran 18 September 1949 ini juga merasa kagum kepada agama Islam lantaran penganutnya memiliki ikatan persaudaraan yang kuat. "Hal lain yang saya kagumi adalah sesama Muslim punya ikatan saudara atau punya rasa persaudaraan," ucapnya.

Karena itu, Russel akhirnya ingin menggali lebih dalam lagi tentang ajaran-ajaran Islam. Setelah mengetahui beberapa inti ajaran Islam, ia pun menceritakan kepada temannya tentang niatnya untuk menjadi umat Islam. Namun, saat itu teman-temannya menyarankan agar berhati-hati, sehingga tidak salah pilih.

Russel sebelumnya merupakan seorang agnostik, yaitu orang yang memiliki pandangan bahwa ada atau tidaknya Tuhan tidak dapat diketahui. Namun, kini Russel sudah memantapkan hatinya untuk menjadikan Allah sebagai Tuhannya.

"Teman-teman menyarankan saya untuk berhati-hati jangan salah pilih. Lalu salah seorang teman saya mengenalkan saya dengan seseorang. Lalu saya memutuskan untuk memeluk Islam," ucap Russel.

Russel sampai saat ini masih tinggal di Amerika Serikat bersama istrinya yang belum memeluk agama apapun. Sedangkan, ketiga putrinya yang penganut agama kristen, dan putranya yang agnostik.

Menurut dia, keluarganya tetap mendukungnya meskipun ia saat ini memeluk Islam. "Keluarga saya toleran, memberikan kebebasan untuk saya memeluk Islam," katanya.

Di Amerika Serikat sendiri tidak sedikit orang yang masih Islamofobia, sehingga umat Islam di Amerika kerap menjadi target aksi kekerasan dan kebencian. Namun, Russel menegaskan, dirinya tidak takut dengab adanya fenomena tersebut. Ia tetap yakin bahwa Islam lah yang yang paling benar. "Saya tak takut dengan Islamofobia," tegasnya.

Saat ini Russel sudah mulai mempelajari rukun Islam, yang di antaranya adalah shalat. "Saya sedang belajar gerakan shalat," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement