Selasa 27 Feb 2018 17:07 WIB

Tanah Bergerak Rusak Tujuh Rumah di Karangbawang

Tujuh keluarga terpaksa mengungsi.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Yudha Manggala P Putra
Warga gotong royong membersihkan halaman yang terdampak bencana pergerakan tanah di Desa Kalijati, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Ahad (8/10).
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Warga gotong royong membersihkan halaman yang terdampak bencana pergerakan tanah di Desa Kalijati, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Ahad (8/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Sebanyak tujuh keluarga di Desa Karangbawang Kecamatan Ajibarang, terpaksa meninggalkan rumahnya akibat pergerakan tanah. Mereka mulai mengungsi Senin (26/2) petang, menyusul kerusakan semakin parah.

''Pergerakan tanah sebenarnya sudah berlangsung pekan lalu. Namun hingga sekarang kondisi tanah ternyata masih terus bergerak, dan merusak rumah warga. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, kami minta warga penghuni rumah tersebut untuk mengungsi,'' jelas Koordinator Tim Reaksi Cepat BPBD Banyumas, Kusworo, Selasa (27/2).

Dari data BPBD Banyumas, tujuh rumah warga terdampak pergerakan tanah antara lain rumah yang ditinggali keluarga Raswan (52), Warkiman (47), Sukardi ( 71), Tarsam (50), Kasiman (43) serta rumah milik ibu Rumindi (61) dan ibu Rukiyah (51).

Dia menyebutkan, selain tujuh rumah yang mengalami rusak berat, sebenarnya masih ada puluhan rumah lain juga terancam. Hal ini karena kondisi tanah di sekitar tempat tinggal mereka juga terlihat banyak yang merekah.

''Namun dampaknya belum sampai menimbulkan kerusakan rumah. Karena itu, kami masih mengizinkan penghuninya tinggal di rumah masing-masing, dengan catatan harus waspada jika terjadi hujan lebat,'' katanya.

Salah seorang warga yang terpaksa mengungsi, Raswan (52), menyebutkan bencana tanah bergerak menyebabkan lantai rumah pecah, dan bagian tembok retak cukup lebar. Kondisi semacam ini, menyebabkan dia dan keluarga tak berani lagi tinggal di rumahnya.

Namun karena tidak ingin merepotkan saudara atau tetangga, dia bersama isteri dan dua anaknya, memilih mengungsi ke kandang kambing yang ada di belakang rumah. ''Bangunan kandang ini justru lebih aman, karena tidak akan terpengaruh oleh retakan tanah,'' jelasnya.

Ketua RT 03 RW 05 Desa Karangbawang, Margono, mengatakan pergerakan tanah yang terjadi di wilayahnya sebenarnya sudah berlangsung sejak sepekan lalu. Namun retakan yang terjadi saat itu tidak terlalu lebar, dan tidak terlalu berpengaruh pada rumah warga.

Namun ternyata, pergerakan tanah terus terjadi sehingga retakan tanah berdampak pada rumah warga, bahkan menyebabkan 7 rumah warga mengalami rusak paraj sehingga tak mungkin lagi ditinggali. ''Senin kemarin, warga yang rumahnya rusak berat, kami minta untuk tidak lagi tinggal di rumahnya karena kondisinya membahayakan,''' katanya.

Atas kejadian ini, dia berharap pihak pemerintah kabupaten bisa segera turun tangan karena menyangkut keberlangsungan hidup warga terdampak. ''Rumah warga yang terdampak, jelas tidak mungkin ditinggali lagi,'' katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement