Selasa 27 Feb 2018 17:35 WIB

Dinkes Ajak Lurah dan Camat Sadarkan Pentingnya Imunisasi

Imunisasi wajib diperoleh masyarakat agar terhindar dari penyakit tertentu.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Gita Amanda
Petugas kesehatan memberikan vaksin. (Ilustrasi)
Foto: ANTARA
Petugas kesehatan memberikan vaksin. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya mengadakan sosialisasi pentingnya penyelenggaraan imunisasi pada semua Lurah dan Camat se-Kota Tasikmalaya, Selasa (27/2). Lewat sosialisasi ini, diharapkan lurah dan camat dapat membantu menyadarkan masyarakat agar ikut serta saat imunisasi diselenggarakan.

Kepala Dinkes Kota Tasikmalaya, Cecep Z Kholis, menilai kesadaran masyarakat untuk mengikuti imunisasi masih perlu ditingkatkan. Ia memandang imunisasi wajib diperoleh masyarakat agar terhindar dari penyakit tertentu yang disebakan virus seperti campak atau bahkan difteri.

"Pencegahan supaya mereka (lurah dan camat) ngerti apa tujuan imunisasi dan masyarakat bisa ikut mengerti. Ini imunisasi umum semuanya harus ngerti sebagai sistem kewaspadaan dini, bukan hanya difteri saja jadi, ya," katanya.

Nantinya, ia berharap para lurah dan camat bisa bersikap responsif saat ditemukan kasus penyakit yang perlu diberantas dengan imunisasi. Sehingga dengan begitu petugas Dinkes bisa turun ke lapangan lebih cepat untuk mengadakan imunisasi sebelum penyakit menyebar.

"Harapannya mereka ngerti tentang apa itu imunisasi dan kemudian kewaspadaan terhadap kasus-kasus yang dicurigai dan penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi," ucapnya.

Di sisi lain, mengenai kasus difteri di Kota Tasikmalaya, menurutnya belum terdata kejadian positif yang baru. Berdasarkan catatan dinkes, kasus positif difteri hanya terjadi pada akhir Desember lalu.

"Positif ada satu tapi sudah sembuh dan beraktivitas normal lagi, di Kecamatan Tawang inisial S jenis kelamin perempuan usia 23 tahun," ujarnya.

Ketika kasus itu terjadi, Dinkes segera mengecek kemungkinan terjangkitnya orang-orang di lingkungan S. Beruntung, tidak ditemukan kasus difteri lain yang diderita masyarakat yang mengadakan kontak dengan S.

"Di lingkungan rumah, tempat kerja S tidak ada kasus lagi. Resiko kalau harus vaksin seluruh kota besar logistik dan tenaganya. 180 ribuan jumlah orang kalau ORI harus dilaksanakan," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement