Rabu 28 Feb 2018 01:19 WIB

Banjir Semakin Meluas, Bupati Bandung Imbau Warga Waspada

Banjir sudah terjadi di 10 Kecamatan di Kabupaten Bandung.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Andri Saubani
SDN Dayeuhkolot 7 di Kampung Bolero, Desa Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung terendam banjir. Banjir di Kabupaten Bandung merendam tiga kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot dan Bojongsoang.
Foto: Muhammad Fauzi Ridwan/REPUBLIKA
SDN Dayeuhkolot 7 di Kampung Bolero, Desa Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung terendam banjir. Banjir di Kabupaten Bandung merendam tiga kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot dan Bojongsoang.

REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Bupati Bandung, Dadang M Naser meminta seluruh masyarakat di Kabupaten Bandung khususnya bagi korban banjir untuk selalu meningkatkan kewaspadaan pada musim hujan saat ini. Dengan curah hujan yang tinggi, maka kemungkinan banjir masih akan terus terjadi dan meluas.

Saat ini, banjir sudah terjadi di 10 Kecamatan di Kabupaten Bandung yaitu Baleendah, Bojongsoang, Dayeuhkolot, Ibun, Majalaya, Ciparay, Cileunyi, Solokan Jeruk, Rancaekek sedangkan di Kecamatan Paseh telah terjadi longsor.

Jumlah korban banjir sendiri mencapai 535 KK dengan 1.615 jiwa yang mengungsi. "Ini data terakhir dan ada sebagian data belum terinput. Artinya, data ini bisa berubah sesuai dengan kondisi intensitas hujan dan ketinggian muka air, ujarnya, Selasa (27/2).

Menurutnya, pihaknya terus mengupayakan penanggulangan bencana dan memberikan perlindungan kepada korban banjir. Dirinya berharap agar semua instansi terkait bisa sejalan dalam upaya penanggulangan bencana. "Mari kita tingkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan bencana di Kabupaten Bandung, ungkapnya.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung Akhmad Johara mengungkapkan dalam pelaksanaan penanggulangan bencana, pihaknya sudah melibatkan berbagai instansi terkait kebencanaan di Kabupaten Bandung.

Di antaranya Dinas Sosial untuk intervensi logistik, Dinas Lingungan Hidup (DLH) mengenai penanganan sampah dan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) dengan dukungan personel dan alat berat. "Selain itu, kontribusi juga diberikan Dinas Kesehatan, yang bekerja sama dengan Dokpol melakukan pelayanan kesehatan secara mobile. Disperkimtan dan PDAM menyuplai air bersih, Satpol PP, TNI dan Polri, PMI, Basarnas, Pemerintah Kecamatan dan Desa serta para relawan juga masyarakat," katanya.

Pihaknya juga telah menyiagakan seluruh personel dan ketersediaan logistik untuk kebutuhan pengungsi, seperti tikar, selimut, terpal, sekop, cangkul, air mineral serta makanan bagi dan siap saji.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement