REPUBLIKA.CO.ID, NGAMPRAH -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat berencana membangun jembatan darurat untuk menyiasati jembatan Ciames yang roboh di Kabupaten Bandung Barat. Saat ini BPBD sudah melakukan diskusi dengan Koramil setempat dan instansi terkait di pemerintahan.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bandung Barat, Dicky Maulana mengatakan pihaknya akan rapat untuk membahas tindak lanjut pasca jembatan Ciames roboh.
"Kemarin ngobrol dengan Koramil akan dibuat jembatan darurat," ujarnya, Selasa (27/2).
Akses jalan yang menghubungkan dua desa yaitu Desa Gunung Masigit dengan Desa Citatah di Kabupaten Bandung Barat terputus. Sebabnya, jalan yang merupakan jembatan tersebut roboh oleh banjir bandang yang terjadi Ahad (25/2) kemarin.
Jembatan beton penghubung dua desa yang roboh itu memiliki panjang kurang lebih 30 meter dengan lebar 2 meter. Jembatan tersebut tepat berada di aliran sungai Ciames.
Dicky menjelaskan, rencana tersebut akan dibahas dalam rapat bersama asisten yang membidangi infrastruktur di Setda Pemkab Bandung Barat.
Ia menuturkan, bagi warga yang akan melintasi jalur tersebut harus terlebih dahulu memutar arah melalui jalur alternatif.
"Ada jalan alternatif jalan lain meski memutar dan lumayan agak jauh," ungkapnya.
Kepala Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Tarkopa mengatakan jembatan Ciames sering digunakan warga Citatah yang akan berangkat menuju Gunung Masigit, Gunung Bentang dan Padalarang serta Kota Baru. Itu lantaran jarak tempuh melalui jembatan Ciames lebih cepat.
"Pengendara roda dua dan empat sering melalui jembatan ini. Namun setelah roboh, pengendara dari Citatah mesti memutar jalan jika ingin menuju Gunung Masigit dan daerah lainnya," katanya.
Saat ini, ia tengah mengupayakan agar terdapat jembatan sementara yang bisa digunakan warga. Jembatan Ciames merupakan pembangunan yang dilakukan oleh BPNB pada 2015. Sementara itu, sebelum 2015, warga pernah membuat jembatan secara swadaya.
"Waktu 2015 pernah terputus dan sekarang kembali terputus. Tapi, lebih parah saat ini," katanya.