REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - - Bahasa merupakan jembatan yang menghubungkan Indonesia dan Australia. Hal itu diungkapkan Konsul Jenderal RI di Sydney, Heru Hartanto Subolo saat melakukan kunjungan ke kelas Bahasa Indonesia di gedung Konsulat Jenderal RI di Sydney pada Selasa (27/2) pagi.
Keterangan KJRI Sydney yang diterima di Jakarta, Selasa menyebutkan Konjen Subolo menyampaikan dukungan dan apresiasi kepada para peserta dan guru Bahasa Indonesia yang mengajar secara sukarela.
"Dengan mempelajari bahasa negara lain kita dapat memahami lebih dalam budaya negara tersebut, yang pada gilirannya dapat memungkinkan hubungan yang lebih erat orang per orang dari kedua bangsa yang berbeda," ujar Konjen Subolo.
Konjen juga meluangkan waktu untuk berbincang-bincang dengan para peserta dan guru kelas tersebut dalam Bahasa Indonesia.
Kelas Bahasa Indonesia yang berlangsung sepekan sekali itu dilaksanakan setiap hari Selasa pada pagi pukul 11.00 hingga 12.30 siang.
Kelas tersebut diajarkan oleh Erna Tan, salah satu sesepuh Indonesia yang sebelumnya merupakan pengajar Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di universitas di Australia. Kelas Bahasa Indonesia tersebut ditujukan kepada kelompok usia dewasa, dan saat ini diikuti oleh 12 orang warga negara Australia secara berkala.
Kelas Bahasa Indonesia oleh KJRI Sydney yang sudah berlangsung selama tiga tahun ini ditujukan bagi warga negara Australia dan warga negara asing lainnya secara gratis.
Program pengajaran Bahasa Indonesia ini sejalan dengan salah satu prioritas KJRI Sydney untuk mempromosikan bahasa dan budaya Indonesia di Australia, khususnya di tiga wilayah kerja KJRI Sydney, yaitu New South Wales, Queensland, dan Australia Selatan.
Salah satu program yang digiatkan KJRI Sydney adalah "Indonesia Goes to School". Program tersebut terdiri atas pelatihan seni dan tari Indonesia dan kelas memasak makanan khas Indonesia yang ditujukan bagi para siswa.
"Diharapkan program Indonesia Goes to School ke depan memungkinkan para siswa di sekolah yang dikunjungi oleh KJRI Sydney dapat melakukan interaksi dan percakapan melalui, misalnya Skype, dengan teman-teman mereka di salah satu sekolah di Indonesia," kata Konjen Subolo.