Rabu 28 Feb 2018 05:54 WIB

Festival Anak Berkebutuhan Khusus Digelar di Banyuwangi

Diikuti lebih dari 1.500 anak penyandang disabilitas.

Ilustrasi.
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID,  BANYUWANGI -- Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menggelar Festival Anak Berkebutuhan Khusus, Selasa (27/2). Acara yang digelar di di Pendopo Sabha Swagata Banyuwangi ini diikuti lebih dari 1.500 anak penyandang disabilitas. 

Dalam festival tersebut mereka saling unjuk kreasi menampilkan bakat dan keahliannya. Ada yang jadi dalang, bermain catur, menari, hingga menjadi pendongeng.

Seperti yang dilakukan Nizam Pengestu Hidayatullah, siswa SDLB Negeri Banyuwangi, yang terlihat asyik bermain catur melawan salah satu pengunjung. Nizam yang tuna netra terlihat serius berpikir sebelum memindahkan bidak-bidak caturnya.

"Susah sekali mau skak, lawan saya ini kuat," ujarnya usai mendengar lawan mainnya mengatakan posisi bidak yang dipindahkan.

Setelah berpikir sesaat, Nizam sambil meraba bidak lalu memindahkannya. Papan catur untuk untuk tunanetra ini memang dibuat khusus, alasnya dibuat berlubang dan papan putih dan hitam diberi alas yang berbeda.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan festival ini menjadi ajang unjuk keterampilan bagi anak-anak penyandang disabilitas. Mereka menampilkan berbagai bakat kepada publik. "Kita menyaksikan betapa kerennya anak-anak ini," ujarnya.

Anas mengatakan festival ini adalah bagian dari rehabilitasi berbasis masyarakat. Pemkab Banyuwangi sejak empat tahun terakhir telah mengalokasikan beasiswa khusus bagi penyandang disabilitas yang berprestasi.

"Banyak di antara mereka yang berprestasi. Ada Dedi Mizwar yang juara Lomba Literasi tingkat nasional tahun 2017, juga Wahyono, qori' terbaik tingkat nasional. Ada juga Eko Wahyu Prasetyo yang berhasil menyabet sebagai dalang terbaik tingkat Jawa Timur. Kita semua patut memberikan apresiasi kepada mereka," kata Anas.

Selain Nizam, ada sekolompok anak-anak ABK dari SLB PGRI Banyuwangi yang terdiri dari tuna grahita, tuna rungu dan tuna netra berkolaborasi dengan apik menyuguhkan pertunjukan wayang kulit. Ada yang mendalang, sementara yang lainnya mengiringi dengan tarian dan menyanyi.

Lalu ada anak-anak tunagrahita bermain bocce (permainan bowling khusus) dan anak-anak tuna wicara asyik melukis dan mewarnai.

Hadir dalam festival ini artis Dewi Yull yang merupakan Duta Disabilitas. Dewi hadir untuk memberikan motivasi kepada anak-anak, orang tua dan guru tentang pola pengasuhan terbaik ABK berdasarkan pengalaman yang dimilikinya. Bagi Dewi Yull, anak-anak berkebutuhan khusus ini adalah anak-anak yang istimewa, mereka memiliki bakat dan potensi yang luar biasa.

"Saya merasa ini festival terbaik khusus ABK yang ada di Indonesia, karena saya melihatnya ini ditampilkan untuk menumbuhkan semangat dan percaya diri pada anak-anak. Sebagai duta disabilitas saya merasa festival ini sangat menginspirasi untuk bisa ditiru daerah lain," kata ibu yang dua buah hatinya adalah ABK tunarungu.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement