Rabu 28 Feb 2018 12:01 WIB

Marbot Mengaku Dianiaya Saat Hendak Bangunkan Shalat

Tiga pelaku mengikat Uyun dengan menggunakan mukena.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang marbot masjid menjalani perawatan medis di IGD Puskesmas Pamengpeuk, Garut, Jawa Barat. Ia mengaku menjadi korban penganiayaan, Rabu (28/2).
Foto: Republika
Seorang marbot masjid menjalani perawatan medis di IGD Puskesmas Pamengpeuk, Garut, Jawa Barat. Ia mengaku menjadi korban penganiayaan, Rabu (28/2).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Penganiayaan terjadi pada Uyun Ruhiyan (57 tahun) yang sehari-hari bekerja sebagai marbot di Masjid Agung Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Warga Kampung Kaum Desa/ Kecamatan Pameungpeuk itu mengalami pembacokan orang tak dikenal, Rabu (28/2).

Baca Juga: Polda Jabar: Kasus Penganiayaan Marbot di Pamengpeuk Hoaks

Ia menceritakan penganiayaan terjadi pada Rabu dini hari sekitar pukul 03.30 WIB. Mulanya ia berniat membangunkan warga yang hendak beribadah shalat Subuh di Masjid Istiqomah (Masjid Agung Kecamatan Pameungpeuk).

"Ketika saya akan membangunkan warga lewat pengeras suara, tiba-tiba saja kabel mik ada yang merebut sambil membentak saya, Kamu berbohong kepada saya! Begitu katanya," kata Uyun pada wartawan, Rabu (28/2).

Usai percakapan itu, korban langsung dikeroyok kelima orang tak dikenal. Tiga orang mengikat tangan korban menggunakan kain mukena yang terdapat di dalam masjid dan menyumpal mulut Uyun supaya tidak bisa berteriak.

Satu orang lagi membacokkan samurai ke kepala Uyun. Adapun pelaku satunya lagi menusukkan pisau ke perut Uyun. Alhasil korban pun tak sadarkan diri setelah mendapat penganiayaan. Korban baru sadar ketika memperoleh perawatan di ruang UGD Puskesmas Pameungpeuk.

Ia menyebut kelima orang tidak dikenal itu menghampiri dengan membawa senjata tajam berupa pisau, samurai dan sabit. Walau berbekal senjata itu, ternyata korban tidak terluka sedikit pun. "Alhamdulilah tidak luka," syukurnya.

Sementara itu, peristiwa penganiayaan pertama kali diketahui oleh rekan korban, Agus. Agus heran karena sudah pukul empat pagi tapi Uyan tidak membangunkan warga. Agus menaruh rasa curiga, apalagi lampu di dalam masjid tidak menyala.

"Ah, barang kali Kang Uyan ketiduran. Tapi ketika lampu senter saya nyalakan, saya lihat korban dalam keadaan terlentang dalam kondisi tangan terikat dan mulut disumbat. Setelah lampu listrik saya nyalakan, benar juga, korban sudah tidak berdaya, dengan keadaan kopiah dan baju robek. Tapi, alhamdulilah anggota badannya tidak apa-apa," itu berkat pertolongan Alloh, ujarnya. Sampai saat ini belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement