REPUBLIKA.CO.ID, PORT MORESBY -- Gempa berkekuatan 7,5 Skala Richter (SR) mengguncang provinsi Dataran Tinggi Selatan, sekitar 560 kilometer barat laut ibu kota Papua Nugini, Port Moresby. Gempa memicu tanah longsor, merusak infrastruktur pertambangan, gas dan listrik, dan mengurangi komunikasi. Penduduk mengatakan seluruh desa rata dengan tanah dan memakan korban jiwa setidaknya 20 orang.
Tim penyelamat berjuang mencapai daerah yang paling parah terkena dampak di dataran tinggi pegunungan Nugini yang terpencil pada Rabu (28/2). Sejumlah gempa susulan telah menghambat usaha penyelamatan dan mengguncang penduduk desa yang selama dua hari terkahir, termasuk getaran berkekuatan 6 SR sebelum pukul 13.30 waktu setempat pada Rabu (28/2).
Dua pabrik gas alam cair ditutup namun tidak terpengaruh selama gempa. Sebagian besar korban tewas dikonfirmasi berada di atau sekitar ibu kota provinsi Mendi dankota Tari.
"Satu orang tewas di Tari dan lima lainnya tewas dalam tanah longsor di desa terdekat," kata Stanley Mamu, pihakberwenang, yang dihubungi melalui telepon dari Tari, 40 kilometer dari pusat gempa.
Australiatelah mengirim pesawat angkut militer C-130 untuk membantu pengintaian udara. Kantor Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kemungkinan akan memakan waktu berhari-hari sebelum tingkat kerusakannya jelas.
Penambang dan perusahaan minyak dan gas juga menilai kerusakan tersebut, termasuk memastikan bahwa pipa gas sepanjang 700 kilometer yang terhubung ke pabrikpencairan pesisir masih utuh sebelum dapat dibuka kembali.