Rabu 28 Feb 2018 12:59 WIB

Ini Rahasia Israel Jarang Terjadi Teror di Sekolah

UU senjata di Amerika jauh lebih longgar daripada hukum senjata di Israel.

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Agus Yulianto
Sebagian siswa Sekolah Weizmann di Jaffa, Israel (Ilustrasi)
Foto: Haaretz
Sebagian siswa Sekolah Weizmann di Jaffa, Israel (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Ini adalah fakta yang tak terhindarkan bahwa penembakan di sekolah jarang terjadi di luar Amerika Serikat (AS), dan hampir tidak pernah terdengar di Israel. Sehingga, menjadi pertanyaan sebenarnya apa yang dilakukan Israel yang tidak dilakukan negara lain terutama AS.

CBS News melakukan investigasi terkait ini, di salah satu sekolah menengah di Israel terlihat pemandangan yang tidak biasa - seorang penjaga bersenjata berjaga di luar pintu masuk utama. Sejak 1974 hanya ada enam serangan teror di sekolah-sekolah di Israel.

Kepala Sekolah Nati Stern mengatakan, ada sekitar 145 guru di sekolah tersebut, dan tidak ada yang dipersenjatai dengan senjata api. "Setidaknya ada satu satpam. Saya pikir itu memberi kita semua yang kita butuhkan,"  kata Stern.

Stern menjelaskan, keamanan di Israel adalah tugas polisi, tugas negara. Setiap pemilik senjata di Israel harus melalui pelatihan. Bagi petugas keamanan, mereka harus menjalani latihan setiap empat bulan sekali.

Salah seorang instruktur Sharon Gat mengatakan, pemeriksaan latar belakang yang keras juga membuat sekolah lebih aman di sini. Seperti banyak instruktur, Sharon Gat adalah mantan militer.

Saat ditanya ada persepsi di AS bahwa setiap orang di Israel memiliki pistol. "Sangat salah," jawabnya. "Undang-undang senjata di Amerika jauh lebih longgar daripada hukum senjata di Israel."

"Di Israel dibutuhkan waktu hingga tiga bulan untuk mendapatkan pistol. Sebagai permulaan, Anda harus berusia di atas 27, kecuali jika Anda pernah bertugas di militer. Kemudian Anda harus membuktikan bahwa pekerjaan Anda membutuhkan pistol, dan meminta dokter untuk menandatangani kontrak," katanya.

Dokter seperti Omri Ben Ezra juga memeriksa penyakit jiwa. Langkah terakhir adalah pada jarak tembak. Tapi sekitar 40 persen petugas keamanan sekolah gagal dan perlu mengajukan permohonan kembali. Tidak masalah dengan kepala sekolah seperti Stern.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement