Rabu 28 Feb 2018 16:09 WIB

Diterpa Isu PKI, Ketum Partai Garuda: Ini Menyakitkan

Ridha mengatakan AD/ART Partai Garuda berasaskan Pancasila

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Bilal Ramadhan
Ketua Umum Partai Garuda Ahmad Ridha Sabana.
Foto: dok. Partai Garuda
Ketua Umum Partai Garuda Ahmad Ridha Sabana.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Garuda Ahmad Ridha Sabana merasa, isu yang menyebutkan partainya berlatar belakang dari Partai Komunis Indonesia (PKI), menyakitkan bagi dirinya dan Partai Garuda. Ia pun mengira, isu itu muncul karena gerakan partainya tak terdengar dan tiba-tiba muncul.

"Kalau isu PKI, menyakitkanlah, pasti. Jelas itu. Partai kami punya AD/ART. Di sana jelas dan tegas dikatakan, partai ini berasaskan Pancasila," ujar Ridha saat ditemui di DPP Partai Garuda, Kwitang, Jakarta Pusat, Rabu (28/2).

Karena itu, katanya, tak mungkin partainya berideologi kekiri-kirian atau menjadi bagian dari organisasi terlarang seperti PKI. Ia pun mengaku tak tahu awal mula munculnya isu itu dari mana dan seperti apa.

"Saya kira isu itu muncul karena dianggap, mungkin karena gerakan kami terlalu senyap tiba-tiba muncul. Jadi terkesan begitu," ungkapnya.

Pada kesempatan itu, Ridha menjelaskan, sebetulnya tak ada yang aneh dengan pergerakan partainya. Mereka bekerja layaknya partai-partai lain ketika melakukan pendaftaran dan melalui proses hingga ditetapkan sebagai partai peserta pemilu.

"Saat kami bekerja, masyarkat tak banyak tahu, apalagi media. Itu saja. Kenapa mereka tidak tahu, jangan salahkan kami," jelas Ridha.

Ia merasa, hal itu terjadi lantaran partainya merupakan partai yang tidak memiliki media atau partai yang tidak diisi pengusaha besar. Sebab itu, pihaknya tak dapat menarik media untuk menampilkan partainya.

"Kedua, kami juga bukan (berisi) selebriti atau tokoh nasional yang gerak-geriknya selalu menjadi perhatian. Saya kira itu. Pada saat kami bekerja, ya bekerja, kami berikhtiar," kata Ridha.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement