Rabu 28 Feb 2018 17:15 WIB

Konsentrasi ke Pilkada Serentak, PAN Ogah Bahas Pilpres

PAN menilai, pelaksanaan Pilpres masih jauh dan kondisi politik bisa cepat berubah.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Bayu Hermawan
Ketua Fraksi PAN DPR RI Mulfachri Harahap.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua Fraksi PAN DPR RI Mulfachri Harahap.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Mulfachri Harahap mengatakan, PAN hingga kini belum membuat persiapan apapun menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Baginya, Pilpres masih jauh dan kondisi politik yang ada sekarang masih sangat dinamis.

"Pilpres masih jauh, kita masih mengurus Pilkada. Kalau Pilpres itu ibarat perjalanan dari Surabaya ke Jakarta, ini barangnya masih di Semarang, Bekasi saja belum. Jadi masih jauh," ujarnya kepada Republika.co.id, Rabu (28/2).

Mulfachri mengakui beberapa partai politik (Parpol) sudah yang menyatakan sikap terkait dukungannya pada Pilpres 2019. Misalnya, PDIP yang memang dipastikan mengusung Joko Widodo (Jokowi) kembali menjadi Presiden. Lalu ada Nasdem yang konsisten mendukung di belakangnya.

Kemudian PKB yang mengusung Ketua Umumnya, Muhaimin Iskandar, untuk mendampingi Jokowi sebagai cawapres. Begitupun dengan Golkar, Hanura, dan PPP yang telah menyampaikan dukungannya mengusung Jokowi. Namun, menurut Mulfachri, pernyataan dukungan dari parpol-parpol tersebut masih amat dinamis.

"Segala kemungkinan masih bisa terjadi, jadi sekalipun ada parpol yang menyatakan dukungannya kepada Pak Jokowi, saya kira itu sesuatu yang masih bisa berubah. Tidak ada yang statis di politik, sangat dinamis, sangat elastis," katanya.

"Misalnya teman-teman PDIP, Nasdem dan Golkar menyatakan dukung Jokowi itu juga sesuatu yang masih berubah kok," ujarnya lagi.

Selain itu, lanjut Mulfachri, PAN yang selama ini terkesan dekat dengan Gerindra dan PKS, bukan berarti akan menghasilkan koalisi. "Itu kesan yang belum tentu fakta. Apakah dalam kenyataan seperti itu ya belum tentu juga," ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement