Rabu 28 Feb 2018 19:32 WIB

KH Ma'ruf Amin: Muamalat Baik-Baik Saja

Industri keuangan syariah ibarat mobil yang harus ada penumpangnya.

Rep: Binti Solikah/ Red: Agus Yulianto
Bersama Mendukung Muamalat. Dirut Bank Muamalat Achmad K Permana, Komisaris Utama Bank Muamalat Anwar Nasution Ketua Dewan Pengawas Syariah Bank Muamalat KH Maruf Amin, dan Pendiri PPPA Daarul Quran Yusuf Mansur (dari kanan) saat menunjukan kartu Bank Muamalat di Jakarta, Rabu 928/2).
Foto: Republika/ Wihdan
Bersama Mendukung Muamalat. Dirut Bank Muamalat Achmad K Permana, Komisaris Utama Bank Muamalat Anwar Nasution Ketua Dewan Pengawas Syariah Bank Muamalat KH Maruf Amin, dan Pendiri PPPA Daarul Quran Yusuf Mansur (dari kanan) saat menunjukan kartu Bank Muamalat di Jakarta, Rabu 928/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Dewan Pengawas Syariah Bank Muamalat KH Ma'ruf Amin menyatakan, kondisi Bank Muamalat saat ini baik-baik saja. Menurutnya, Bank Muamalat didirikan umat dengan susah payah. Bank Muamalat tidak lahir dari pemegang saham. Para ulama mengambil peran di depan dengan mengadakan lokakarya, dan melahirkan Bank Muamalat.

Oleh karena itu, lanjutnya, Bank Muamalat boleh sakit seperti bank lain tapi tidak boleh mati. "Sampai hari ini Muamalat baik-baik saja. Alhamdulillah. Tapi ada isu miring yang ingin membuat masyarakat tidak percaya," kata Kiai Ma'ruf dalam sambutannya di acara Buka Tabungan Bareng di Muamalat Tower, Jakarta, Rabu (28/2).

Kiai Ma'ruf menyatakan, terima kasih kepada Ustaz Yusuf Mansur dan kawan-kawan yang ingin Bank Muamalat tegak kembali. Dia mengajak, masyarakat untuk terus menjaga Bank Muamalat. Sebab, Bank Muamalat merupakan lambang berdirinya sistem perbankan syariah di Indonesia.

 

Dari Bank Muamalat, Indonesia mulai membangun perbankan syariah, asuransi syariah, dan pasar modal syariah. Bahkan, saat ini telah dibentuk Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) yang diketuai oleh Presiden RI Joko Widodo.

"Karena itu menjaga dan menguatkan sistem ekonomi nasional ini berarti kita harus menjaga Bank Muamalat sebagai tanda dimulainya sitem keuangan dan ekonomi syariah di Indonesia," terang Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) tersebut.

Kiai Ma'ruf mengaku, baru saja bertemu dengan Presiden Joko Widodo untuk membicarakan cara memberdayakan umat supaya umat tidak lemah. Karenanya, dia mengusulkan tema untuk memberdayakan umat dengan arus baru ekonomi Indonesia. Sebab, arus lama ekonomi dibangun dari atas. Ekonomi mulai dari produksi, distribusi sampai ritel dikuasai kalangan atas. Hal itu menyebabkan kalangan atas semakin kuat dan kalangan bawah semakin lemah.

Kiai Ma'ruf meminta, agar pendekatan seperti itu dihentikan. Kemudian memulai arus baru membangun ekonomi umat. Jika umat kuat, lanjutnya, maka bangsa dan negara kuat. Sebaliknya, jika umat lemah, maka bangsa dan negara lemah.

Dia menambahkan, industri keuangan syariah ibarat mobil yang harus ada penumpangnya. Penumpang tersebut adalah sektor riil. Saat ini, pangsa lasar perbankan syariah baru 5 persen. Karenanya, dia mengajak semua kalangan untuk membangun penumpang supaya kendaraannya besar dan penuh.

"Oleh karena itu, mari kita bangun sektor riil di samping sektor keuangan melalui pemberdayaan ekonomi umat. Menjadi terintegrasi supaya ekonomi umat kuat dan Bank Muamalat harus terdepan dalam pemberdayaan ekonomi umat," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement