REPUBLIKA.CO.ID, DELHI -- Pertama kalinya, pameran Alquran dibuka di Museum Nasional di Delhi, India, hari ini. Alquran yang ditulis dalam berbagai gaya kaligrafi dan ditulis di era yang berbeda ditampilkan di pameran tersebut.
Pameran, yang diresmikan oleh mantan kurator (manuskrip) Museum Nasional (Naskah) dan ulama Nasim Akhtar, itu akan berlangsung hingga 31 Maret. Direktur Jenderal Museum Nasional, DR.B R Mani, mengatakan, pameran ini menjelaskan kemunculan dan perkembangan berbagai gaya kaligrafi dan tulisan tangan atau naskah.
"Pameran ini unik karena menampilkan 13 salinan Alquran yang unik dan tak terlihat (petikan Alquran yang harus diterjemahkan)," kata Mani, dilansir dari ABNA, Rabu (28/2).
Dia mengatakan, salinan Alquran yang ditampilkan adalah salinan yang tertulis dalam bentuk kaligrafi yang berbeda seperti Kufic, Naskh, Raihan, Thulth dan Bihari. Dikatakannya, naskah Bihari adalah sumbangan India untuk dunia.
"Karena penampilannya yang stylistik, Alquran ini menempati posisi langka dalam sejarah," kata Mani, yang juga merupakan Wakil Kanselir Institut Museum Nasional pada bidang Sejarah Seni, Konservasi dan Museologi.
Pameran ini merupakan acara yang kesepuluh dari serangkaian pertunjukkan berjudul From The Reserves, di mana lima sampai sepuluh objek dari koleksi Museum Nasional yang disediakan dipajang selama dua pekan. Inisiatif ini bertujuan untuk mengenalkan pengunjung pada sejumlah besar objek yang bukan merupakan pertunjukan umum dan berfokus pada lembaran karya seni yang signifikan.