REPUBLIKA.CO.ID, KARO -- Tidak sedikit warga nekat memasuki zona merah Gunung Sinabung. Hal itu terpaksa dilakukan karena faktor ekonomi. Banyak warga yang mengungsi memiliki kebun di zona merah. “Kalau tidak ke kebun, kami mau makan apa? “ ujar Sembiring warga Berastepu kenekatan melanggar zona merah. “Kami butuh makan, pemerintah menyiapkan rumah hunian sementara. Namun, bagaimana dengan mata pencaharian?” tambahnya.
Jawaban serupa juga dilontarkan oleh warga desa lain yang dijumpai saat berkebun di zona merah. Tidak ada pilihan lain bagi mereka, kondisi yang memaksa demikian. Mereka juga takut saat berkebun, tidak tahu kapan Sinabung akan meletus lagi.
Kini rumah-rumah di desa itu menjadi saksi bisu letusan Gunung Sinabung. Letusan berkepanjangan yang berlansung sejak 2010 lalu tanpa ada kepastian kapan warga desa bisa kembali. “Kami semua merindukan desa kami yang seperti dulu lagi. Bersama Sinabung yang tidak meletus.” tutup Sitepu.