REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Mengikuti manasik dapat membantu jamaah mempersiapkan diri agar dapat beribadah umrah dan haji sesuai tuntunan syariat. Di samping pengetahuan tersebut, jamaah juga perlu mengetahui adab terhadap Tanah Suci.
"Pada saat masuk ke Masjidil Haram, kita perlu memberikan penghormatan terhadap Baitullah. Demikian pula di tempat-tempat suci lainnya," ujar Sekretaris Dewan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Asrorun Ni'am Sholeh kepada Republika.co.id, Kamis (28/2) malam.
Imbauan tersebut Asrorun sampaikan setelah Indonesia mendapat teguran dari Arab Saudi terkait polah jamaah umrahnya. Selain membacakan naskah Pancasila dan menyanyikan nasyid saat sa'i, jamaah umrah Indonesia juga kedapatan syuting nasyid di areal pelataran Masjidil Haram. Videonya viral di Facebook sejak 25 Februari lalu.
Asrorun mengingatkan jamaah agar pintar mengartikan esensi ibadah haji dan umrah secara tepat. Terlebih, umrah dan haji adalah ibadah mahdhah, yakni ibadah yang diatur syarat dan rukunnya. "Ketahui syarat dan rukun, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh," ungkapnya.
Mengikuti manasik dengan baik dapat memberikan gambaran cara pelaksanaan haji dan umrah sebelum berangkat ke Tanah Suci. Manasik merupakan kunci penyelenggaraan ibadah haji yang juga ikut menentukan kemabruran haji seseorang.
"Manasik melatih agar jamaah mengetahui apa saja yang harus dilakukan selama menunaikan ibadah di sana serta sebagai penyesuaian dengan segala hal yang akan dilakukan selama berada di Tanah Suci," katanya.
Arsorun mengimbau agar jamaah umrah dan haji meluruskan niat. Usahakan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah. "Laksanakan rukun haji dan umrah sesuai tuntunan Rasullullah," ujarnya.