Kamis 01 Mar 2018 06:20 WIB

PM Lebanon Temui Raja Salman

Belum ada keterangan mengenai hal yang akan dibahas PM Lebanon dengan Raja Salman.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Reiny Dwinanda
Saad Hariri
Foto: Guardian
Saad Hariri

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri melakukan kunjungan resmi perdana ke Arab Saudi, Rabu (28/2). Kunjungan ini akan dimanfaatkannya untuk bertemu dan berdiskusi dengan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Dilaporkan laman Al Arabiya, setibanya di bandara di Riyadh, Hariri disambut oleh penasihat hukum kerajaan Saudi Nizar al-Aloula, Menteri Berkuasa Penuh di Kementerian Luar Negeri, dan Duta Besar Lebanon untuk Saudi Fawzi Kabara.

Dari bandara, Hariri segera diantar menuju istana untuk bertemu Raja Salman dan anaknya Mohammed bin Salman. Tidak ada keterangan terperinci perihal isu yang akan dibahas ketiganya.

Pada November tahun lalu, Hariri pernah membuat pengumuman mengejutkan ketika berada di Saudi. Ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai perdana menteri Lebanon.

Keputusan ini diambil dengan alasan adanya rencana pembunuhan terhadap dirinya. "Kita hidup dalam iklim yang mirip dengan atmosfer yang berlaku sebelum pembunuhan martir Rafik al-Hariri (ayah Saad Hariri). Saya telah merasakan apa yang direncanakan dengan sembunyi-sembunyi untuk mengincar hidup saya," kata Hariri saat itu.

Rafikal-Hariri tewas dalam serangan bom di tepi laut Beirut pada 2005. Pengadilan yang didukung PBB telah menyatakan lima anggota Hizbullah bersalah atasp enyerangan tersebut. Namun, hal ini dibantah oleh Hizbullah. Insiden penyerangan ini pula yang mendorong Hariri terjun ke dunia politik.

Pengumuman pengunduran diri Hariri cukup mengejutkan Lebanon karena dinilai berpotensi meruntuhkan koalisi pemerintahan dan menjatuhkan negara tersebut ke dalam krisis politik baru. Di sisi lain, pengunduran diri Hariri dapat mendorong Lebanon ke garis depan perselisihan sektarian regional antara Sunni Arab dan Syiah Iran. Konflik ini telah berlangsung di Yaman, Irak, Suriah, dan Bahrain.

Dalam pernyataannya ketika mengundurkan diri, Hariri memang secara langsung menuding Iran dan sekutunya di Lebanon, yakni Hizbullah, telah membawa negaranya ke dalam ancaman sanksi internasional. Kendati demikian, pejabat tinggi Lebanon menuduh Saudi sebagai aktor yang memaksa Hariri mengundurkan diri.

Belakangan, Hariri mengumumkan pembatalan pengunduran dirinya. Hal ini ia lakukan setelah bertemu dan berdiskusi dengan Presiden Lebanon Michel Aoun, yang memang menolak pengunduran dirinya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement