REPUBLIKA.CO.ID, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjadi partai pendukung pemerintah yang belum mendeklarasikan calon presiden untuk 2019 mendatang. Sementara, parpol koalisi pemerintah lainnya sudah menyatakan kembali mendukung Joko Widodo (Jokowi) sebagai capres 2019.
Sekretaris Jenderal PAN Eddy Suparno mengatakan, PAN baru akan memutuskan dukungan untuk capres 2019 usai Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PAN awal Mei mendatang. Oleh karena itu, pihaknya belum dapat memastikan apakah melanjutkan dukungan kepada Jokowi atau bersama dengan poros Gerindra-PKS.
"PAN akan menentukan arah politiknya di pilpres 2019 pascarakernas 2018 yang rencananya akan diselenggarakan sekitar April-awal Mei. Karena itu, saya tidak bisa mendahului keputusan rakernas. Dengan kata lain, terlalu prematur bagi saya untuk menjawab sekarang," ujar Eddy saat dikonfirmasi pada Rabu (28/2).
Namun, Eddy memastikan, kader PAN dari seluruh pimpinan pusat dan wilayah secara aklamasi telah memberikan mandat kepada Zulkifli Hasan. Zulkifli diminta untuk maju dan atau menentukan arah politik PAN di pilpres 2019.
PKB yang juga mendorong Ketua Umum Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menjadi cawapres belum secara jelas menentukan arah dukungan untuk pemilihan presiden. Namun, Wasekjen PKB Daniel Johan mengatakan, dalam penjaringan internal PKB, menguat dorongan agar Cak Imin menjadi calon wakil presiden mendampingi Jokowi.
"Kita tidak secara khusus menawarkan Cak Imin, tapi selama tiga bulan ini melakukan penjaringan meminta masukan dari semua pihak. Sejauh ini yang menguat ke Jokowi," ujar Daniel.
Meski demikian, PKB hingga saat ini belum mendeklarasikan dukungan kepada Jokowi meski PKB masih menjadi bagian dari partai pendukung pemerintah.
Ia mengatakan, deklarasi dukungan PKB kepada capres 2019 baru akan diputuskan pascamusyawarah pimpinan nasional (muspimnas) pada Juni mendatang. Begitu pun posisi Cak Imin dengan capres yang didukung oleh PKB.
"Sepertinya begitu, ya. Tapi, karena panitia muspimnas belum dibentuk, jadi saya juga tidak tahu. Tapi, logikanya adalah di dalam muspimnas itu, ya, akan ada keputusan siapa capres PKB, siapa calon wakil presiden PKB," katanya.
Poros baru Demokrat
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo menyatakan, segala kemungkinan bisa terjadi pada Partai Demokrat di pilpres 2019 mendatang. Di antaranya adalah tidak dapat dimungkiri jika kemudian partai berlambang bintang mercy tersebut membuat poros baru untuk menantang capres yang ada.
Bahkan, Roy Suryo juga tidak menampik pihaknya bakal bergabung dengan koalisi yang ada. "Segala kemungkinan masih bisa terjadi, bahkan poros-poros yang sekarang saja masih bisa ada dinamika, ingat saja Pilkada DKI Jakarta, last minute bisa berubah," kata Roy.
Mantan menteri pemuda dan olahraga (menpora) itu menambahkan, Partai Demokrat masih mempertimbangkan segala kemungkinan yang terjadi. Sebab, menurut Roy Suryo, meski sudah ada ketetapan presidential threshold 20 persen, pihaknya tidak ingin terburu-buru mengambil keputusan terkait poros.