REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik Islam Universitas Indonesia Yon Mahmudi mengatakan kehadiran Wakil Presiden M Jusuf Kalla dalam pertemuan mencari solusi damai di Afghanistan dalam Konferensi Proses Kabul (Kabul Process Conference) merupakan upaya Indonesia semakin memperkuat posisi di dunia Islam.
"Indonesia sedang memperkuat posisinya di dunia Islam dalam menciptakan perdamaian dunia dalam hal ini Afghanistan," katanya, di Jakarta, Kamis (1/3).
Ia mengatakan, kehadiran Wapres JK dapat berkontribusi berbagi pengalaman dalam penyelesaian konflik di Afghanistan. "JK memiliki pengalaman penting di Indonesia dalam menyelesaikan konflik. Indonesia bisa menjadi contoh dalam mengelola keberagaman etnik dan agama, tetapi kondisi damai tetap terjaga. Resolusi konflik yang dijalankan JK bisa dijadikan model dalam menyelesaikan konflik di Afganistan," katanya.
Sebelumnya, Wapres Jusuf Kalla saat menghadiri pertemuan tersebut di Kabul, Afghanistan, Rabu (28/1), menyatakan kehadirannya dalam Konferensi Proses Kabul ke-2 membahas perdamaian di Afghanistan itu guna menegaskan komitmen Indonesia untuk perdamaian.
Isteri Presiden Afghanistan Rula Ghani , Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan Wakil Presiden Republik Indonesia Muhammad Jusuf Kalla berdiri berkenaan dengan lagu kebangsaan Afghanistan selama upacara pembukaan Konferensi Proses Kabul Kedua di istana kepresidenan, Kabul, Afghanistan, (28/2).
"Saya hadir di sini dalam konferensi ini dan menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk berkontribusi dalam proses perdamaian dan perdamaian di Afghanistan," katanya di hadapan sejumlah pimpinan Afghanistan di Kabul, Senin (26/2).
Bagi Indonesia pertemuan ini sangat penting dalam proses perdamaian di Afghanistan karena konflik berkepanjangan selama 40 tahun sangat membuat siapa pun menderita. "Merobek persatuan masyarakat dan menghambat pembangunan sosial dan ekonomi karena konflik tidak pernah menguntungkan siapa pun," ujar JK.
Lawatan Wapres JK ke Afghanistan berselang sebulan setelah Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kenegaraan ke negara tersebut pada 29 Januari 2018. Kunjungan tersebut menjadi kunjungan bersejarah setelah lima dekade lebih, tepatnya pada 18 Mei 1961 Presiden Pertama Indonesia Sukarno melawat ke negara tersebut.
Presiden Jokowi memastikan dukungan Indonesia bagi pembangunan perdamaian di negara yang kini tengah dikoyak oleh kekerasan tersebut. Pemerintah Indonesia telah mendirikan Indonesia Islamic Center (IIC) di Kabul, Afghanistan. Dalam IIC, selain Masjid Assalam yang telah berdiri pada 2015, nantinya juga fasilitas klinik, perpustakaan dan tempat penginapan. IIC di Kabul telah direncanakan sejak 2010.
JK dalam lawatannya ke Kabul, Afghanistan, melaksanakan peletakan batu pertama untuk pembangunan klinik kesehatan di IIC. Klinik tersebut nantinya dihibahkan kepada Pemerintah Afghanistan sehingga dapat digunakan untuk layanan kesehatan masyarakat.