REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sejumlah toko ritel di Amerika Serikat (AS) mulai membatasi penjualan senjata api. Hal ini dilakukan menyusul tragedi penembakan massa di Florida beberapa waktu lalu.
Seperti dilaporkan BBC, Kamis (1/3), salah satu toko ritel yang tak lagi menjual senjata api serbu adalah Dick's Sporting Goods. Perusahaan yang memiliki jaringan 600 toko ritel di berbagai wilayah di AS berbalik mendukung pengetatan peredaran senjata api.
Tak hanya itu, perusahaan ritel tersebut juga tidak akan menjual senjata api magazine berkapasitas tinggi yang memungkinkan senapan menembak tanpa mengisi ulang peluru. Perusahaan juga akan meningkatkan batas usia penjualan senjata kepada konsumen.
"Kami mengagumi murid-murid yang mengorganisir gerakan pengetatan peredaran senjata api, kami mendengarmu, bangsa ini mendengar kalian," kata pernyataan resmi perusahaan.
Langkah serupa juga diambil perusahaan ritel lainnya seperti Walmart. Toko yang menjajakan senjata api terbanyak di AS itu meningkatkan batas usia penjualan senjata api kepada pengguna yang sudah menginjak 21 tahun. Perusahan ritel itu juga akan menghapus penjualan senjata api serbu di website mereka.
"Kami menaggapi serius kewajiban kami sebagai penjual senjata api yang bertanggung jawab," kata pernyataan resmi Walmart.
Seperti diketahui, penembakan massal di sekolah Marjory Stoneman Douglas High School di Florida menewaskan 17 pelajar. Pelaku yang baru berusia 19 tahun melepaskan tembakan menggunakan senapan serbu bertipe AR-15 yang dibeli secara sah.
Usai peristiwa tersebut, tekanan datang kepada Presiden Donald Trump untuk dan politis AS lainnya untuk segera mengetatkan peredaran senjata api. Sebagian masyarakat meminta Paman Sam memutuskan hubungan dengan Asosiasi Senjata Api Nasional (NRA).